Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengeluhlah karena Pekerjaan, Bukan karena Bekerja

20 Desember 2020   12:47 Diperbarui: 20 Desember 2020   19:32 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi (Sumber gambar: pixabay.com)

Keempat, siapa bilang untuk memiliki kegiatan lain yang menghasilkan kita harus kehilangan pekerjaan? Justru saat saya kehilangan pekerjaan, otak saya buntu untuk melakukan terobosan menghasilkan karena sudah lebih dulu was-was tentang hari yang akan datang. Ketenangan hati adalah kunci untuk mendatangkan inspirasi.

Dengan hati yang tenang, ide baru bermunculan, dorongan untuk menghasilkan lebih merayapi diri. Tapi bagaimana hati bisa tenang jika kamu tidak bekerja, tidak punya penghasilan, sementara ada pengeluaran yang harus dibayarkan?

Tentu semua yang saya katakan ini tidak berlaku dan cocok untuk semua orang. Kalau kamu anaknya Chairul Tanjung atau pemilik Bank BCA, mungkin tulisan ini tidak relevan. 

Kalau kamu punya banyak uang dan orangtuamu masuk sepuluh besar orang terkaya versi majalah Forbes, mungkin kamu tetap harus melakukan sesuatu, hanya saja mungkin alasannya lah yang berbeda.

Maka tulisan ini saya persembahkan untuk kamu yang merasa senasib dan seperjuangan dengan saya, untuk kamu kelas pekerja yang saat ini merasa gundah gulana.

Sekali lagi saya berpesan," Mengeluh karena pekerjaan boleh, tapi jangan mengeluh karena bekerja". Kalau tidak cocok sama sekali cari pekerjaan lain, dan bukannya malah berhenti bekerja lalu membenci dunia kerja.

Bersyukurlah karena di luar sana banyak orang yang ingin bekerja apa saja, tapi tidak punya peluang dan kesempatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun