Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Weton Jumat Wage

13 November 2023   14:50 Diperbarui: 16 November 2023   19:11 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, Kung. Bagaimana?"

"Dari tanggal lahirnya, Hadi nggak cocok sama kamu, nggak usah dilanjut hubungan kalian."

"Apa sampai urusan jodoh saja harus dicocokkan dengan weton?"

"Justru itu terpenting, lihat ibumu, belum genap usiamu sebulan, bapakmu meninggal. Itu karena ibumu nggak nuruti hitungan wetonnya,"

Aku melirik ibu, baru kali ini aku melihat satu-satunya orang yang selalu membelaku seakan tak punya tenaga untuk membantah ayahnya.

"Apa sebaiknya aku nggak usah menikah? Atau Kakung saja yang mencarikanku jodoh?"

"Sabar, kamu masih 24 tahun, nikmati masa mudamu, jodoh itu datangnya dari Gusti, ndak usah kesusu,"

Air mataku seketika mengalir deras, aku tak mampu lagi menahan segalanya. Bagiku, kakung sudah sangat keterlaluan. Jika katanya rejeki, jodoh dan maut itu di tangan Tuhan, itu tak berlaku di rumah ini, semuanya ada di tangan kakekku.

*

13 Oktober 2022

Setelah mengalami tahun-tahun yang tak selalu sesuai keinginan, baru kali ini aku bisa merasa jadi diri sendiri yang seutuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun