"Iya, Kung. Bagaimana?"
"Dari tanggal lahirnya, Hadi nggak cocok sama kamu, nggak usah dilanjut hubungan kalian."
"Apa sampai urusan jodoh saja harus dicocokkan dengan weton?"
"Justru itu terpenting, lihat ibumu, belum genap usiamu sebulan, bapakmu meninggal. Itu karena ibumu nggak nuruti hitungan wetonnya,"
Aku melirik ibu, baru kali ini aku melihat satu-satunya orang yang selalu membelaku seakan tak punya tenaga untuk membantah ayahnya.
"Apa sebaiknya aku nggak usah menikah? Atau Kakung saja yang mencarikanku jodoh?"
"Sabar, kamu masih 24 tahun, nikmati masa mudamu, jodoh itu datangnya dari Gusti, ndak usah kesusu,"
Air mataku seketika mengalir deras, aku tak mampu lagi menahan segalanya. Bagiku, kakung sudah sangat keterlaluan. Jika katanya rejeki, jodoh dan maut itu di tangan Tuhan, itu tak berlaku di rumah ini, semuanya ada di tangan kakekku.
*
13 Oktober 2022
Setelah mengalami tahun-tahun yang tak selalu sesuai keinginan, baru kali ini aku bisa merasa jadi diri sendiri yang seutuhnya.