Ketika “Kebenaran“ Harus Bertarung Melawan: ” Kejujuran”
Mengapa orang bertarung? Karena kedua pihak yang bertarung, merasa yakin, bahwa dirinya adalah benar. Masing masing merasa dirinya atau pihaknya adalah orang orang yang memiliki kejujuran. Maka kebenaran yang seharusnya bersanding bersama dengan kejujuran, akhirnya harus berhadapan muka, bertarung dan tidak jarang ada korban yang tewas.
Padahal sesungguhnya, mereka bukan mempertahankan kebenaran dan kejujuran, melainkan mengedepankan harga diri masing masing, sehingga melupakan sesuatu yang sejati.
Hidup Adalah Proses Pembelajaran Diri Tanpa Akhir.
Hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir .Kita bisa belajar dari apa saja,yang tentu dipetik hal hal positifnya. Salah satu sumber pembelajaran diri adalah legenda legenda yang mungkin dianggap dogeng , namun sesungguhnya menyimpan pelajaran hidup yang amat berharga.
Syaratnya hanya satu, yakni memiliki secuil kerendahan hati untuk dapat membuka hati, menerima pelajaran dari berbagai sumber. Dan salah satunya adalah legenda atau disebut dongeng
Legenda dari Negeri Thailand
Berabad abad yang lalu, konon di negeri Thailand yang kini disebut sebagai: ”negeri gajah,” belum mengenal binatang yang namanya gajah. Maka Maharaja memerintahkan salah satu Pungawanya untuk berangkat menyeberangi samudra, dimana dikabarkan terdapat hewan yang namanya: ”gajah”. Tujuannya bukan hanya menengok, tapi juga membeli sepasang gajah tersebut untuk dapat dikembang biakan kelak di negeri Thailand. Agar rakyat negeri ini paham seperti apa sesungguhnya gajah itu.
Berbulan bulan kemudian……..
Pungawa utusan Maharaja kembali dari perjalanan jauhnya dan berhasil membeli sepasang gajah. Namun karena sudah tengah malam, maka Maharaja memerintahkan agar sepasang gajah tersebut dikandangkan menunggu matahari terbit. Hingga dapat disaksikan secara langsung oleh rakyatnya.
Tetapi Maharaja menitahkan bahwa para Pembesar Kerajaan harus tahu tahu lebih dulu tentang gajah ini. Sebelum rakyat mengetahuinya, Maka Maharaja memerintahkan mereka untuk malam itu juga ke kandang, dimana sepasang gajah ini di kandangkan.
Pada masa itu belum ada lampu, sangat gelap gulita. Para pembesar memerintahkan supaya segera dinyalakan obor. Tetapi dicegah oleh pawang gajah dan mengingatkan, bahwa gajah sangat sensitif. Jika kaget dengan nyala obor, mereka akan mengamuk dan tidak seorangpun dapat menahan, bila gajah mengamuk.
Alasan ini masuk akal, maka para Pembesar Kerajaan membatalkan perintah untuk menyalakan obor. Dan tentu semua orang bawahannya patuh, apa saja yang diperintahkan atasan mereka.
Meraba Raba
Maka cara satu satunya untuk mengetahui tentang gajah,adalah dengan meraba raba. Berhubung, semua Pembesar, ingin menjadi orang pertama, yang tahu tentang gajah. Oleh karena itu dengan mengilangkan rasa malu atau entah memang sudah tidak tidak memilikinya lagai .maka Para Pembesar Kerajaan ini berebutan untuk meraba raba sang gajah.
Namun, yang namanya kandang gajah, tentu dibangun kokoh dengan menempatkan sebanyak mungkin tiang penyanggah. Terhalang dengan balok balok kandang, maka para pejabat hanya dapat memegang bagian bagian dari tubuh gajah tersebut.
Ada memegang kaki gajah dan berteriak dalam hati: ” Ternyata benar, gajah itu besar seperti tiang istana.”
Pembesar Kedua ketika meraba raba, kebagian memegang gading gajah. Dalam hati ia mengomel: ” Hm ternyata gajah itu tidak besar, hanya keras saja
Pembesar ketiga, tiba tiba bersorak dalam hatinya: "Luar biasa,ternyata gajah itu seperti balon raksasa,karena ia dapat meraba perut gajah,''
Sedangkan Pembesar keempat, justru sumpah serapah dalam hatinya: ”Ternyata semua berita Hoax, , apanya yang besar? Katanya dalam hati,sambil memegang ekor sang gajah.''
Keempat Pembesar Sudah Siap Siap untuk Berkampanye. Karena yakin sudah memiliki ilmu pengetahuan yang cukup tentang gajah. Maka dengan hati dan langkah yang sangat mantap
ke empat Pembesar Kerajaan ini kembali ke daerah kekuasaan mereka masing masing.
Walapun pada masa dahulu belum ada radio dan televisi,apalagi internetan yang masih dianggap miliknya para dewa di Kahyangan,namun berita tentang Pembesar menyelidikan gajah, sampai kekampung kampung, berkat adanya: ”radio lutut”. Yakni berita yang disampaikan dengan cara estafet.
Ditunggu Rakyat
Pulangnya Para Pembesar kedaeraha masing masing, ternyata sudah ditunggu oleh rakyat daerahnya, walaupun sudah jauh tengah malam. Tidak sabaran ini mengetahui, bagaimana bentuk dan rupa gajah .
Dengan semangat dan penuh keyakinan diri, setiap Pejabat Kerajaan, mulai berpidato. Mengumumkan pendapat mereka tentang gajah dan disambut dengan meriah oleh rakyatnya.
Rakyat bangga, bahwa Pembesar yang berasal dari daerahnya, ternyata tahu lebih dulu tentang gajah.
Tengah malam itu juga, berita tentang Gajah ,meluas hingga keseluruh pelosok negeri, Semua penduduk bergadang ,karena sangat antusias tentang sesuatu berita baru.
Sumber Malapetaka
Namun karena keempat Pembesar Kerajaan tadi menceritakan tentang gajah, dari sudut pandang yang berbeda, maka harapan Maharaja untuk mencerdaskan bangsanya, justru menciptakan huru hara dan mendatangkan petaka bagi negeri yang tadinya aman dan tentram.
Rakyat dari setiap daerah sangat yakin, karena kepala daerah mereka berani bersumpah,bahwa apa yang mereka katakan adalah sebuah kebenaran. Sehingga saling berargumentasi tidak dapat terelakkan lagi.
Tentang bagaimana bentuk dan rupa gajah,sesuai dengan penjelasan dari para pembesar mereka.
Akibat mempertahankan: ”Kebenaran “ yang disampaikan Pejabat di daerah mereka, melawan: ” Kejujuran “ yang diceritakan oleh Pejabat di daerah lainnya,maka tawuran diantara penduduk tidak dapat dielakkan lagi,
Malam itu menjadi malam yang paling mengerikan bagi negeri yang tadinya aman tentram dan damai. Masing masing membawa senjata dan sambil berteriak: ”Demi Kebenaran.hancurkan kebohongan!”
Dan teriakan ini dibalas dengan pekikkan: ” Hidup Kejujuran.Matilah para pembohong!”
Dan dalam perang, walaupun sama sama satu bangsa, namun parang dan tombak,tidak mengenal saudara dan sebangsa. Korbanpun berjatuhan dikedua pihak.
Maharaja Sangat Murka
Berita nestapa ini sampai ketelinga Maharaja dan menjadi sangat berang.Memerintahkan semua rakyat dan pembesar, besok pagi harus hadir di alun alun. Maharaja ingin membuktikan siapa diantara para Pembesar ini yang benar.
Keesokkan harinya…
Ketika ayam jantan berkokok, petanda sang mentari sudah terbit. Berduyun duyunlah rakyat dan pembesar datang ke alun alun dimana gajah dikandangkan. Bunyi terompet dan genderang,bagaikan pasukan yang mau perang.
Maharaja tiba
Memerintahkan membuka pagar kandang, agar sepasang gajah tersebut bebas keluar dan bisa disaksikan oleh semua hadirin.
Dalam hitungan detik...kedua ekor gajah berlari keluar kadang,karena kaget mendengarkan terompet dan genderang....
Tiba tiba,....semuanya hening....sepi....tidak ada yang bersuara...
Maharaja amat murka dan dengan suara mengguntur mengatakan:” Kamu semuanya pembesar yang lancang, Hanya dengan memegang sebagian dari tubuh gajah saya, kalian sudah berani menyampaikan ,bahkan bersumpah bahwa kamu sudah melihat dengan mata kepala sendiri.
Lihat, akibat kelancangan kalian, rakyat yang tadinya hidup dengan tenang dan damai, jadi saling tawuran. Mulai saat ini kamu semua saya pecat dari jabatan kamu.
Dan kepada Menteri Kerajaan, Maharaha bersabda:” Mulai saat ini, gajah ini harus dikembang biakkan, Aku ingin diseluruh negeri ini kelak akan dipenuhi dengan gajah. Sebagai peringatan untuk seluruh rakyatku,agar jangan lagi saling bertempur melawan saudara sendiri,hanya karena pengetahuan yang sepotong sepotong.Apa yang kalian yakini sebagai :”kejujuran “ dan “kebenaran” hanyalah kebenaran yang sepotong sepotong.”
Semoga kisah yang merupakan legenda atau dongeng, tentang asal muasal negeri gajah putih ini, dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang. Bahwa kebenaran yang hakiki, sesungguhnya hanya ada pada Sang Mahapencipta. Sedangkan yang kita anggap kebenaran adalah kebenaran yang sepotong sepotong.
8 Feb. 16
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H