Mohon tunggu...
tintaungu
tintaungu Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik Pada Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas

Menulis Fiksi maupun non fiksi Slogan : Menulislah, karena sejarah tidak akan pernah punah di tangan penulis Menulislah, agar orang tahu siapa kamu di masa lalu Menulislah, agar kelak hanya ragamu yang terkubur di perut bumi, tetapi karyamu tetap membumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ikhlas Tak Berbatas

19 Juni 2022   19:54 Diperbarui: 19 Juni 2022   20:34 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebuah rumah cukup mewah dengan nuansa putih ungu menghiasi seluruh tembok rumah.  Terlihat begitu asri dengan beberapa pohon palem yang belum begitu tinggi, beberapa bongsai, tanaman obat, dan berbagai jenis bunga menghiasi pekarangan rumahnya.  

Tampak seorang wanita dengan menggunakan hijab panjang dan dua orang balita sedang menyiram tanaman, di samping mereka seorang bayi yang di letakkan di sebuah kereta dorong.

            "Assalamu'alaikum." ucapku

            "Wa'alaikumussalam warahmatullah. Maaf, anda siapa dan cari siapa yah?"

            "Sasa kan?" tanyaku

            Perempuan berhijab panjang pun mengamatiku dari ujung kaki hingga ujung rambut.  Balutan busana casual yang melekat di tubuhku mungkin membuatnya pangling.

            "Sa, kamu benar-benar tak mengenaliku lagi? Kita baru berpisah lima tahun lalu loh.  Ini aku, Aaz."

            "Aaz Fabian? Maaf, aku benar-benar pangling.  Masuk yuk, Ibu ada di dalam,"

            Sebuah ruang tamu yang cukup luas dan terkesan mewah.  Dengan langkah tergopoh-gopoh seorang perempuan yang sudah cukup tua menghampiri, segera aku mencium tangannya. 

            "Bu, masih ingat ini Aaz, teman kecil Sasa  Ibu masih ingat kan?" ujar Sasa memperkenalkanku pada Ibunya.

            "Aaz, anaknya Pak Adrian?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun