Meskipun ada investasi besar dalam irigasi, produktivitas padi nasional pada 2024 hanya mencapai 54,7 juta ton, stagnan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan luas panen sebesar 1,64% menjadi salah satu penyebab utama stagnasi tersebut.
3. Tantangan dalam Tata Kelola Irigasi
Tata kelola distribusi air juga menjadi hambatan. Menurut Uphoff (1986) dalam Improving International Irrigation Management with Farmer Participation, pengelolaan irigasi yang efektif membutuhkan keterlibatan langsung dari petani lokal. Namun, di Indonesia, konflik perebutan akses air masih sering terjadi, mencerminkan lemahnya sistem manajemen irigasi yang terdesentralisasi.
Rekomendasi Kebijakan
1. Perlindungan Lahan Sawah
Implementasi tegas terhadap Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan menjadi prioritas untuk mencegah alih fungsi lahan.
2. Integrasi Infrastruktur dan Tata Kelola Pertanian
Mengintegrasikan pembangunan irigasi dengan reformasi tata kelola pertanian akan memastikan infrastruktur yang dibangun memberikan manfaat nyata. Pendekatan ini dapat mengadopsi model partisipatif sebagaimana diusulkan oleh Uphoff (1986).
3. Diversifikasi Fungsi Waduk
Waduk harus dirancang untuk mendukung fungsi multifungsi, termasuk irigasi, pengendalian banjir, dan pelestarian ekosistem.
4. Mendukung Kedaulatan Pangan