Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Hukum | Pendidikan

Penulis adalah pengamat ekonomi politik, reformasi birokrasi, dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Praxsis Kedaulatan Pangan di Indonesia dan Implikasinya Pada Mubazirnya Pembangunan Infrastruktur Irigasi

27 Desember 2024   11:46 Diperbarui: 27 Desember 2024   11:50 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI -- Pangan dan Energi. (NUSANTARANEWS.CO

Meskipun ada investasi besar dalam irigasi, produktivitas padi nasional pada 2024 hanya mencapai 54,7 juta ton, stagnan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan luas panen sebesar 1,64% menjadi salah satu penyebab utama stagnasi tersebut.

3. Tantangan dalam Tata Kelola Irigasi

Tata kelola distribusi air juga menjadi hambatan. Menurut Uphoff (1986) dalam Improving International Irrigation Management with Farmer Participation, pengelolaan irigasi yang efektif membutuhkan keterlibatan langsung dari petani lokal. Namun, di Indonesia, konflik perebutan akses air masih sering terjadi, mencerminkan lemahnya sistem manajemen irigasi yang terdesentralisasi.

Rekomendasi Kebijakan

1. Perlindungan Lahan Sawah

Implementasi tegas terhadap Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan menjadi prioritas untuk mencegah alih fungsi lahan.

2. Integrasi Infrastruktur dan Tata Kelola Pertanian

Mengintegrasikan pembangunan irigasi dengan reformasi tata kelola pertanian akan memastikan infrastruktur yang dibangun memberikan manfaat nyata. Pendekatan ini dapat mengadopsi model partisipatif sebagaimana diusulkan oleh Uphoff (1986).

3. Diversifikasi Fungsi Waduk

Waduk harus dirancang untuk mendukung fungsi multifungsi, termasuk irigasi, pengendalian banjir, dan pelestarian ekosistem.

4. Mendukung Kedaulatan Pangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun