Kim Tu-bong.
Setelah Uni Soviet mengusir Jepang dari Korea, Faksi Yan'an masuk ke Korea dan mendirikan Partai Rakyat Baru Korea yang dipimpin Kim Tu-bong. Di Korea Selatan, Partai Rakyat Baru kemudian merger dengan Partai Komunis Korea dan Partai Demokratik, membentuk Partai Buruh Korea Selatan (SKWP). Sementara di Utara, Partai Rakyat Baru merger dengan Biro Korea Utara Partai Komunis Korea, membentuk Partai Buruh Korea Utara (NKWP).
Kelak Kim Tu-bong menjadi Ketua Komite CC Â NKWP (1946-1949).Â
Kim Tu-bong juga merupakan Kepala Negara Korea Utara yang pertama (1948-1957) sebab ia menjabat Ketua Presidium Supreme People Assembly (SPA).
SPA - semacam DPR-MPR - adalah lembaga kekuasaan negara tertinggi. Di antara masa sidang SPA, lembaga negara yang menjalankan fungsi kepemimpinan negara adalah Presidium SPA yang dipimpin Presiden Presidium. Dengan demikian, de jure, Presiden Presidium SPA - sebelum perubahan konstitusi pada 1970an - adalah Kepala Negara.
Namun kenyataannya, sebagai negara Stalinis, kekuasaan berada di tangan Partai Buruh Korea (KWP). Karena itu, Kepala Negara de facto adalah Ketua KWP yang merupakan Ketua (atau Sekjend CC setelah jabatan Ketua ditiadakan).
Pada 1957, Kim Il-sung menyingkirkan Kim Tu-bong dari kekuasaan, baik kekuasaan negara dan pemerintahan maupun kekuasaan dalam Partai Buruh Korea. Penyebab penyingkiran ini akan dibahas di Bagian Kelima.
Kim Mu-chong.
Sayap kedua Faksi Yan'an adalah milisi bersenjata yang terlibat berjuang bersama Tentara Merah China, baik dalam perang sipil melawan kaum nasionalis, maupun dalam perang menghadapi invasi Jepang.
Para pejuang Faksi Yan'an inilah yang kemudian menjadi tulang punggung Tentara Rakyat Korea (KPA), angkatan perang Republik Rakyat Demokratik Korea.
Tokoh terkemuka sayap bersenjata Faksi Yan'an yang terkenal adalah Kim Mu-cohng.