"Apakah serigala menyerang lagi, Mama?" tanya Katya penasaran.
"Mama tidak yakin. Peluru senapan berhasil mengenainya dan binatang itu sempat tersungkur. Tapi karena gelap, sulit mengenali bentuk binatang itu," jawab ibunya dengan kesal.
"Aku buatkan teh untuk kalian," ucap Katya dan mendahului masuk serta mulai menyalakan tungku.
Ibunya mengiyakan dan menutup pintu depan. Ayahnya muncul dari pintu dapur dengan wajah terengah.
"Aku akan mendatangi Hugo, malam ini kami harus memburu makhluk sialan itu sementara ia terluka dan tidak bisa lari jauh," ucap Bojan meraih kunci truk dan berpamitan pada keduanya. Ayahnya pergi dengan tergesa dan tak lama terdengar suara truk menjauh.
"Mama, ada yang belum aku ceritakan tadi," cetus Katya lirih sembari meletakkan cangkir teh.
"Tentang Petro pergi ke hutan?" tebak ibunya.
"Bukan hanya ke hutan, Mama," tukas Katya cepat dan duduk di hadapan ibunya.
"Petro pergi kemana, Katya?" tanya Djana penuh selidik dan tampak tidak sabar. Katya terlihat gemetar.
"Ke bunker ...," jawab Katya.Â
Wajah ibunya mendadak pucat. Katya menatap perubahan pada ibunya dengan gugup. Tubuh Djana tampak tertegun dan tidak bergerak sedikit pun.Â