"Mana Petro?" tanya ibunya kembali.Â
Katya menggeleng. Belum sempat Djana memanggil Petro, ayahnya berteriak dari arah padang. Djana bergegas berlari diikuti Katya dan Rein.
"Domba kita dua ekor mati!" seru ayahnya geram.Â
Katya hampir muntah melihat dua domba yang tergeletak dengan usus terburai.
"Jika serigala, kenapa meninggalkan sisa? Binatang rakus itu hampir tidak pernah membiarkan buruannya kecuali tulang belulang," desis Djana. Ayahnya masih memeriksa pagar dengan teliti.
"Entahlah, Djana. Pagar ini juga tidak ada yang rusak ...," gumam Bojan.Â
Katya memilih pergi dan menarik Rein menjauh. Ayahnya terlihat menyeret domba untuk dibakar. Ibunya menyusul Katya dan menyiapkan makan malam.
***
Helaan napas berat terdengar dari Bojan yang sudah duduk di kursi malasnya.Â
"Anak keparat itu kemana? Masih banyak pekerjaan di ladang dan dia pergi seenaknya," umpat Bojan menggerutu atas kepergian Petro.
"Aku sudah meminta Hugo untuk memberi kabar jika melihat Petro," ucap Djana sambil mengangsurkan pie apel yang masih hangat.