"Djana, kita harus berhenti menyembunyikan ini dari anak-anak. Mereka berhak mengetahui dan waspada," tukas Bojan menentang istrinya.
"Belum waktunya!" sanggah Djana tegas.Â
Ibunya memang jauh lebih tangguh dan keras dibandingkan ayahnya. Bojan menggerutu dan memilih meneguk whisky buatan sendiri serta tenggelam dalam angan-angan indah di kursi malasnya.
***
Adiknya, Petro dan si bungsu Rein berlari saling mendahului menuju rumah.
"Hei! Berhenti berlarian dalam rumah!" teriak Katya marah.
"Engkau bukan mama, Katya. Jangan berlagak mengatur!" cibir Petro tengil. Katya melayangkan telapaknya namun Petro berkelit dengan gesit.
"Awas, ya! Papa dan mama akan tahu tentang semua kenakalan kalian!" ancam Katya.Â
Gadis berusia empat belas tahun itu harus menjaga adiknya sementara kedua orang tua mereka pergi ke pusat kota menjual hasil pertanian.
"Petro mengajakku ke hutan hari ini," adu Rein yang berusia sepuluh tahun.Â
Petro yang hanya setahun lebih muda dari Katya memang tidak pernah mendengar segala larangan. Seharusnya dialah yang menerima peringatan keras dari mama dan papanya.