"Balekno anakkuu ...!!" (Kembalikan)
Suara itu terdengar halus dan dingin. Antara ada dan tiada. Menelusup memenuhi gendang telinga Ratna.Â
"A-anake so-sopo*?" jawab Ratna terbata-bata, dengan suara bergetar sekaligus ngeri. Lututnya gemetar tidak terkendali. (*anaknya siapa?).
Kepala sosok hitam tersebut perlahan memutar. Ratna merasa lemas dalam kengerian yang mencekam. Tidak peduli seberapa kuat melantunkan kalimat suci Al'Quran, tapi semua tidak tersusun dengan baik.Â
Begitu menoleh sepenuhnya, sosok itu menerjang ke arahnya dengan wajah pucat mengerikan!
"Baleknoo ...!!" raung makhluk astral penuh amarah. Ratna tidak lagi memiliki kesadaran penuh, hanya jeritan histeris terlontar, sebelum tubuhnya terkulai di lantai.Â
***
Alta sedang sibuk bermain boneka di kamar sementara Liana menyusun baju yang sudah disetrika di lemari.Â
'Ah, sungguh menyenangkan momen ini!'Â seru Liana dalam hati. "Alta, kamu suka puding susu yang kemarin nggak?" pancing Liana.Â
Alta berhenti dan menoleh. Senyum tulus terpancar dan kepalanya mengangguk. Hingga detik ini, Alta tidak pernah memanggilnya dengan sebutan mama.Â
Anehnya, Alta justru sudah mulai menyebut Dion dengan panggilan papa. Liana menghibur diri dengan anggapan, mungkin masih butuh waktu lagi untuk Alta menerima semuanya.Â