"Dia sangat pemalu," cetus Liana. Dion mengecup bahu istrinya dengan mesra.Â
"Beri dia waktu. Selama ini, Alta selalu berpindah rumah dan berganti keluarga. Nggak tahu kenapa pasangan sebelumnya selalu membatalkan proses adopsi. Semoga kita bisa menerima segala kekurangan Alta dengan tulus," bisik Dion bijak.Â
Liana mengangguk dengan lega. Ia harus mengerti dan bersabar.Â
Sejak rahimnya diangkat karena penyakit miom, Liana kehilangan kesempatan untuk memiliki buah hatinya sendiri.Â
Untunglah, Dion adalah pria yang sangat luar biasa tegar dan setia. Ia tetap mencintai Liana tanpa berkurang sedikit pun, walau seluruh keluarganya mulai mencibir dan melemparkan sindiran keji.
Sebagai ahli desain interior, Liana memiliki perusahaan sendiri yang kantornya berada di rumah. Kini ia bisa menjadi ibu sekaligus wanita karir.Â
Sementara Dion adalah salah satu pegawai Bank Nasional dengan posisi yang sangat bagus dan menjanjikan.
Keduanya sudah menjalani pernikahan selama lima tahun dan itu tidak sebentar. Memutuskan untuk mengadopsi memang langkah yang cukup besar dan membutuhkan keberanian untuk mencintai tanpa syarat.
"Aku siapin makan malam dulu ya, Di," ucap Liana akhirnya. Dirinya dan Dion tidak pernah menggunakan panggilan mesra seperti 'Mas' atau 'Sayang'. Namun kokohnya cinta mereka tidak tergoyahkan.
"Aku bantu Alta untuk berkemas," timpal Dion bersemangat. Liana mengangguk dan sibuk memilih bahan makanan di kulkas.Â
***Â