Namun, Edward tidak menyadari satu hal, yang sebenarnya paling penting. Saking seringnya pergi bersama Darren, Anas, dan Wilson, Edward tidak pernah lagi berbicara dengan Emilda. Setiap kali Emilda mengajaknya berbicara, Edward hanya menjawab singkat, lalu cepat-cepat pergi, karena menurutnya, Emilda sudah bukan teman yang asyik lagi.
***
Ed, bisa tolongin gue nggak?
Tolongin apa?
Gue bingung banget nih penerapan rumus anuitasnya. Bisa ajarin gue nggak nanti siang? Â Kan udah ada sesi tutor.
Oh, ada emangnya, udah mulai?
Udah.
Eh, temen gue udah ada yang janjian duluan, gue nggak bisa deh. Udah, ya, Mil, gue lagi sibuk.
Emilda mengernyitkan dahi. Aneh, baru saja tahu ada kegiatan tutor. Sudah ada yang janjian duluan? Jawabannya sungguh tidak masuk akal. Semakin lama, Edward berubah menjadi semakin menyebalkan. Setiap kali Emilda membutuhkan bantuannya, Edward selalu saja mencari alasan yang terkadang juga tidak masuk akal. Tidak hanya sekali, dua kali. Edward benar-benar sudah tidak bertegur sapa lagi dengan Emilda. Semua telepatinya juga ia tak acuhkan. Emilda benar-benar hilang dari ingatannya.
***
24 Juni 2019