Mohon tunggu...
Indira
Indira Mohon Tunggu... Freelancer - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Heart to Heart - kisah dua sahabat yang dapat bertelepati

23 Juni 2020   15:11 Diperbarui: 22 April 2021   20:47 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Edward melihat sekeliling. Belum pernah ia melihat tempat seindah ini. Sekumpulan bunga mawar tumbuh di sisi kiri dan kanan jalan. Edward menyusuri jalan itu Tiba-tiba ia melihat sesosok gadis memakai dress putih di ujung jalan. Edward mencoba berlari mendekati gadis itu. Tapi, gadis itu entah mengapa berjalan begitu cepat. Edward terus mengikuti gadis itu, dan ketika jarak mereka sudah tidak begitu jauh, Edward menyadari bahwa gadis itu ternyata Emilda! Astaga, apa yang harus ia lakukan? Ia sudah lama tidak berbicara dengan Emilda.

"Milly!" akhirnya Edward memberanikan diri untuk memanggil.

Gadis itu menoleh ke belakang. Edward tersenyum begitu melihat ternyata gadis itu benar Emilda. Namun, Emilda hanya tersenyum kecil, kemudian melambai. Tak berapa lama, ia menghilang di ujung jalan.

"Mil! Milly!"

Edward mencoba mengejar Emilda. Sayang, gadis itu sudah tak terlihat lagi di pandangannya.

***

Edward merasa kepalanya terbentur sesuatu. Edward mengusap kepalanya yang terbentur ujung meja belajarnya. Ah, ternyata tadi hanyalah mimpi. Edward melihat jam, masih pukul dua pagi. Astaga, mengapa ia harus terbangun sepagi ini? Edward mengusap kedua matanya. Mengapa juga tadi ia bermimpi tentang Emilda? Apakah ini pertanda buruk? Edward menghela nafas panjang. Ingin rasanya ia bertemu Emilda secepatnya. Ia tidak mau Emilda meninggalkannya seperti di mimpi itu. Menghilang begitu saja, lenyap. Edward memejamkan matanya, kemudian melanjutkan tidurnya.

***

"From heart to heart," kata-kata itu masih melekat di kepala Edward selama seminggu ini. Ia sudah mencoba menghubungi Emilda lewat telefon dan message. Tapi, Emilda tidak mengangkat telefonnya ataupun membalas pesan dari Edward. Edward menatap ponselnya lemas. Sambil membuka Instagram, ia melihat beberapa story (salah satu fitur pada aplikasi Instagram) temannya dan kebanyakan berisi foto Emilda dan tulisan "goodluck in Germany". Edward melamun sebentar. Tunggu, jangan-jangan, Emilda berangkat hari ini? Edward langsung menelepon Darren.

"Halo, Dar?"

"Hei, bro, kenapa call?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun