Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Tower of Babel (Cerpen Rohani)

25 Januari 2022   09:06 Diperbarui: 25 Januari 2022   09:15 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menara Babel (Sumber: republika.co.id)

"Sudahlah, tidak perlu meninggikan menara ini. Lebih baik mengembangkannya ke arah utara dan selatan, tanahnya lebih baik, juga sinar matahari akan mudah masuk." ucap Hilda.

"Sayangnya itu bukan hanya keputusanku, tapi dewan pembangun, sayang. Nah, ketiga orang itu sudah masuk ke ruangan. Bagaimana, kawan - kawan, kekasihku ini merasa kita tidak perlu lagi membangun ke atas. Apakah kalian setuju?"

Tiga orang yang dimaksud adalah orang - orang paruh baya, satu sudah sangat beruban, dan mereka langsung menggeleng mendengar perkataanku. Senyum merekah di wajahku.

"Kita harus menjaga amanat yang sudah diwariskan oleh Muriab. Menara ini akan menjadi kebanggaan umat manusia, juga menjadi tempat berkumpulnya orang -- orang utara, selatan, barat, dan timur. Tidak tahukah kamu, bahwa orang - orang pantai itu sudah berkemah di tepi barat dan sudah bertanya - tanya tentang syarat untuk tinggal di menara ini?"

Hilda memberenggut, "Tidak menjawab pertanyaanku, tuan Oniel. Sebab kau bisa melakukan itu dengan menambah bangunan di luar menara ini. Melanjutkan menara ini ke atas menurutku sangat berbahaya dan tidak masuk akal."

"Berbahaya bagaimana?" ujar salah seorang tetua.

"Kau tidak melihatnya tadi, tapi Hofni hampir terjatuh karena angin kencang. Tambahlah sepuluh tingkat lagi dan angin akan meluluhlantakan tembok - tembok di atas kelak."

Oniel mendesah, "Tidak tahukah kamu, Hilda, bahwa menara ini akan menjadi satu - satunya tempat tinggal di tanah ini? Dengan tingginya menara ini, orang - orang di ujung bumi akan dapat melihatnya, meninggalkan tanah mereka, dan bergerak menuju tempat ini. Jika kita membangun bangunan lain, orang jauh tidak akan melihatnya. Lalu katamu mengenai angin kencang itu, Magdala memiliki jawabannya. Silakan, Magdala."

Magdala tersenyum sebelum menjawab. "Daun - daun palma memiliki ketahanan menghadapi angin - angin konyolmu itu, dan aku sudah mencobanya. Ada lagi, sayang?"

Hilda kembali memberenggut dan berpikir. Lalu perlahan - lahan ia berkata, "Bagaimana dengan terik matahari? Semakin kita mendekatinya, semakin panas. Orang - orang di tingkat atas tidak akan tahan."

Magdala kembali menjawab pertanyaan ini. "Dan daun palma kesayanganmu itu juga bisa meredakan panasnya sinar matahari. Sayang sekali, sepertinya tidak ada lagi yang bisa menahan kita untuk membangun ke atas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun