Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Bayi Tertawa (Detektif Kilesa)

7 Juli 2021   16:04 Diperbarui: 7 Juli 2021   16:15 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bukankah ada bayi juga di dalam?"

"Tentu saja ada. Apakah bapak menganggap bayi itu sebagai pelaku pembunuhan?"

Ekspresi wajah Wirahadi terlihat kesal dengan pertanyaan Charles, sehingga aku menugaskannya untuk segera menuju lantai empat dan meringkus pemuda bernama Gunawan. Aku meneruskan wawancaraku.

"Apakah kau mengetahui ada orang menyimpan dendam, misalnya tetangga -- tetangganya, sehingga berencana untuk membunuh Andrea?"

"Sudah kubilang, pak polisi, saya tidak terlalu mengenal orang -- orang ini. Jadi, selain keterangan penglihatan ke kamar Andrea, saya tidak bisa memberikan keterangan lain. Yang kutahu adalah wanita itu, Andrea, selalu berpakaian klimis ke manapun ia pergi. Ia selalu tampil rapi di pagi hari ketika berangkat kerja."

Aku menatap kamar Andrea dari arah teras kamar Wirahadi. Pintu itu terletak di pojok kanan ruangan sehingga tidak mungkin ia menyaksikan apa yang terjadi di dalamnya, walaupun pintu itu terbuka sepanjang waktu. Ada satu lagi yang harusnya terjadi ketika tindakan kriminal berlangsung.

"Tidak adakah terdengar suara teriakan? Atau suara wanita yang melawan?"

Wirahadi menggeleng. Dan usailah sudah wawancara itu. Tidak banyak yang bisa kusimpulkan. Semua petunjuk mengarah pada Gunawan, ialah tersangka utama kasus ini. Aku pun bergegas menuju anak tangga, Charles menyapaku di tengah -- tengah anak tangga.

"Orangnya sudah pergi. Pintu kamarnya terkunci. Entah kapan ia akan kembali lagi."

"Sudah kauperintahkan tim untuk selalu mengawasi kamarnya?"

Charles mengangguk. Kami berdua pun berjalan pelan kembali ke TKP. Sementara itu orang -- orang sudah mulai kasak -- kusuk di ujung lorong. Kami paham, kami tidak bisa lama -- lama lagi berada di tempat ini. Garis kuning harus segera dipasang. Di dalam TKP, tim forensik telah usai memindahkan tubuh korban. Kamar kini terpampang lebih jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun