Aku hanya mengangguk -- angguk. "Tidak ada yang mencurigakan?"
Aku mencoba berjalan keluar menuju lorong untuk memberikan penglihatan yang jelas kepada Surti. Surti adalah saksi utama dalam memecahkan kasus ini, dan untungnya apartemen itu memiliki lorong terbuka. Maksudku, kita bisa melihat ke bawah, ke jalanan dari celah yang memisahkan teras kamar Surti dan Andrea dengan kamar seberang. Kamar Andrea terletak di pojokan, orang yang lalu -- lalang akan terlihat oleh tetangga -- tetangganya.
"Kalau mencurigakan tidak ada, pak, paling tadi sekitar jam satu Gunawan, ya, yang kamarnya di lantai empat itu, naik ke atas dan masuk ke kamar Andrea. Lalu tadi jam dua Andrea keluar kamar untuk jemur -- jemur pakaian. Saya lihat dari celah pintu kamar saya."
"Dan Gunawan ini adalah..."
"Oh, dia itu sedang pdkt kepada Andrea, pak. Kalau saya sendiri ogah sama Gunawan. Orangnya genit, juga pekerjaannya serabutan tidak jelas. Lagi mau -- maunya kesengsem dengan wanita beranak satu."
Namun pertanyaanku selanjutnya membuat Surti sedikit berpikir. "Dan ibu tidak melihat Gunawan keluar kamar?"
"Tidak, pak. Ya, mungkin tidak terlihat oleh saya. Saya 'kan juga memasak di belakang."
"Tidak ada orang asing yang masuk?"
Surti menggeleng. Aku meyakinkan diri bahwa sudah cukup keterangan yang dihimpun, sehingga aku bergegas menuju kamar seberang. Sebelum pergi, Surti bertanya.
"Bagaimana dengan bayi itu, pak?"
"Akan diamankan oleh pihak kepolisian."