Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kekalahan Sriwijaya [Novel Nusa Antara]

6 Mei 2020   10:00 Diperbarui: 6 Mei 2020   10:06 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Seseorang memakai jubah kuning kecoklatan menghampiri Udayaditya dari belakang. Tubuhnya tinggi kurus. Kerutan dan suwiran rambut putih timbul di wajah dan kepalanya, menandakan umurnya yang setengah baya. Ia mencukur rambut di dagu dan pipinya, namun Udayaditya dapat memastikan jika ia adalah orang yang memiliki jenggot tebal seandainya rambut itu tidak dicukur.

"Selamat sore, pangeran. Jalan kebajikan menyertaimu."

"Dharma Buddha bersama tuan juga."

"Kenalkan, aku adalah Rupacitra Wanadri. Aku adalah bupati Indragiri Hilir yang ikut bertempur bersama pasukan Sriwijaya. Kau melihat kapal -- kapalku yang berwarna kuning pucat, bukan?"

Pelan -- pelan ingatan Udayaditya menyeruak ketika ia melempar pandangan di dermaga Pelabuhan Musi beberapa hari yang lalu.

"Aku ingin berkata -- kata denganmu. Aku mendengar apa yang mulia raja ucapkan di ruang perawatan. Aku ingin mengingatkanmu akan satu hal."

"Pasukanku harusnya ikut memerangi Kerajaan Medang di selatan Pulau Jawa. Namun kedatangan Kudungga Dewawarman mengacaukan segalanya. Aku membantu panglima untuk bertahan di sini. Hasilnya bisa kalian lihat. Vijayasastra meregang nyawa, raja terbaring lemah. Kapal -- kapalku sendiri pun rusak parah. Dari sepuluh kapal yang kubawa dari Sungai Indragiri, hanya lima kapal yang masih mampu berlayar secara utuh. Dan yang paling sial dari segala sesuatunya adalah bencana alam yang terjadi di tanah Jawa."

Udayaditya menundukkan kepalanya. Aku memang bukan orang yang ambisius, namun mengapa kekalahan ini terasa menyakitkan sekali?

Rupacitra memegang pundak Udayaditya, "Kuatkan mentalmu, wahai pangeran. Aku mengingatkanmu, ini semua belum berakhir. Berita kekalahan Sriwijaya akan menyebar dengan cepat. Bagi sebuah kerajaan dengan wilayah yang sangat besar, memastikan para pemimpin daerah untuk tetap sujud kepada Palembang akan sangat sulit. Dugaanku, Kedah dan Ligor akan meminta perundingan ulang mengenai wilayah mereka. Khmer pun akan berlaku sama. Tantangan ke depan akan lebih berat."

Udayaditya menatap Rupacitra. Tatapannya penuh dengan rasa meminta pengasihan. Rupacitra mengerti arti tatapan Udayaditya.

"Tenang saja, pangeran. Warga Indragiri Hilir tidak akan meminta pemisahan kerajaan. Sejak bersama Sriwijaya, kehidupan rakyat bertambah makmur. Hasil pertanian meningkat dan jaringan perairan menjadi lebih luas. Kemarau bukanlah menjadi momok yang menakutkan lagi bagi kami. Di kehidupan keprajuritan pun kami merasa tenang. Tidak ada yang berani mengganggu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun