Rupacitra menanggapi, "Selain itu pamanmu yang satu lagi, sekarang menjadi Bupati Tanjungpura, juga mengincar istana Palembang. Ia sangat kuat dan pintar, kehebatannya serupa dengan legenda Batara Indra di tanah Jawa. Ia berambisi untuk merebut kursi istana."
Udayaditya tidak dapat menahan diri. Setengah berteriak ia berkata, "Jangan ikuti aku lagi, paman. Aku tidak peduli!"
Udayaditya melangkah meninggalkan Rupacitra menuju bilik tidurnya. Langkahnya menggoyah pelan, menuju tempat pembaringan yang memberikannya sebuah kehangatan terakhir yang ia miliki.
Cerita selengkapnya dapat disaksikan di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H