Plak! Aku menampar jidatku sekaligus menjengkangkan badan bagian atas ke sandaran bangku kayu cafe bangunan kuno di Jalan Ir Juanda.
"Makanya aku WA terus-terusan, dan Abang cuek aja."
Hm.
"Ujungnya, telpon."
"Ujungnya lagi, ketemuan. Sah. Terbayar tunai dengan asmara."
Ia mengernyitkan kening dengan mimik lucu.
"Apa itu?"
"Lagu old, kan?"
"Ya."
"Lagunya siapa hayo?"
"Lagu zamannya Erni Djohan."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!