Mohon tunggu...
Thaha Rohmatun Aulia
Thaha Rohmatun Aulia Mohon Tunggu... Jurnalis - @thahara

Nature~

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tiga Ruang

5 Maret 2020   21:13 Diperbarui: 7 Maret 2020   20:20 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu jangan panggil ibu lagi, kamu kan udah jadi mamah buat Zico meski kamu itu ibu tiri tapi nanti dia kalau denger bisa marah lho"

"Maaf mas. Sayang mamah datang, nungguin kamu, cepet bangun dong, mamah kangen kamu yang suka ngomel karena mamah gak pernah bisa bikin susu kocok coklat kesukaan kamu sama mamah kamu dulu" ucapnya kaku dan menahan tangis.

Gadis kecil yang berada di atas brankar itu hanya bisa melamun dan diam sebab otak kecilnya tak bisa berpikir keras. Kemudian ide besar pun muncul, ia tersenyum dan kembali menidurkan dirinya di kasur serta melupakan sejenak kesedihannya karena mulai hari ini dan selama lamanya akan bahagia. 

Pikiran polosnya tak berpikir dimasa depan kelak dia akan bagaimana, yang penting adalah mereka akan bahagia dengan caranya.
Sudah dua hari dia ditempatkan diruang ICU, sykurnya ia bisa ditempatkan ke ruang inap karena kondisinya yang mulai membaik. 

Dengan masih ada allat medis yang terpasang ditubuhnya brankar terus maju didorong oleh para suster dan Ayahnya yang selalu memberi senyuman serta usapan hangat pada kepalanya, sampai akhirnya keluar dari liv dan berbelok ia masuk kedalam ruangan tiga edelwis dimana dikhususkan untuk ruangan  anak anak. Dan disana dimana ia pertama kali bertemu dengan Zico, Zidan, dan perempuan sejuta mimpi yang aneh.

***********

"Ay"
"Ay stop!"
"Tania Ayyana Putri saya mohon anda berhenti!" Aku terus membuang nafas seraya memijat pelipis ku yang mulai pusing karena dari tadi di gerbang sekolah sampai sekarang ini manusia terus saja memanggilku. Ku hentikan langkahku dan berbalik kearahnya.

"Apa!" Ucapku jutek dan malas.  "Kenapa sih, berisik tau gak dari tadi nih yah manggil mulu gak kering tuh kerongkongan hah"

"Dih kenapa anda yang sewot, seharusnya juga saya kali, kenapa gak berhenti tadi dipanggil panggil hah" Ucapnya yang meninggi dengan kedua tangan disimpan di kedua saku seragamnya.

"Hello jangan pake Saya-Anda deh, lebay banget, kaku amat, so banget, a--" Ucapanku untuk mengomelinya terhenti sebab manusia ini menyumpal mulutku dengan permen lolipop yang lumayan besar dengan masih dibungkus, ditambah dia yang langsung pergi meninggalkanku memang dasar menyebalkan. Cepat cepat aku mengambil lolipop itu.

"ZICO!" teriak ku memanggil manusia yang sekarang sudah hilang ditelan tembok dibelokkan tadi.
Bel masuk berbunyi, menandakan semua siswa masuk kekelas masing masing untuk memulai pelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun