"Kenapa?" sambil terus melanjutkan langkahnya
"Dasar pembunuh!" Ucap sarkas sang Kakak
Zidan diam ditempat, menghentikan langkahnya dan mengepalkan kefua tangannya.
"Kak bilang tadi apa? Pembunuh? Kakak gak sadar lagi ngomongin diri sendiri hem, gak sadar Kakak juga lagi bercermin!" arahnya pada Kinan setelah berbalik arah menghadapnya dan langsung didambut tamparan keras dari sang Kakak.
PLAAK!
Dibalik itu Nenek hanya melihat dari kejauhan sambil mulai berkaca kaca tak tahan melihat perdebatan yang selalu terjadi anatara mereka berdua.
"Kenapa? Aku bener? Kalo aja waktu itu Kakak gak tenggelam gak akan Ayah nolongin Kakak di laut itu Kak! Kakak udah ngambil Ayah dari dari aku! Kenapa sih Kak selalu nyudutin aku. Salah aku apa!?"
Ucap nya yang sudah kesulut emosi, tak sepantasnya Zidan berbicara itu pada Kakaknya.
"Salah kamu itu banyak, banyak banget Zidan. Kamu! Kamu orang yang udah misahin Ibu sama aku hiks hiks" ucapan Kinan mulai tidak stabil
"Kamu bandel, kamu biang keroknya, seharusnya kamu yang waktu itu mati Zidan bukan Bunda!. Bunda gak salah, yang salah itu kamu! Itu kamu Zidan! Kamu lari ngejar balon tapi apa kamu malah ngejar kematian buat Bunda!" setiap ucapan yang dilontarkan kinan itu semua penuh penekanan dan membuat hati Zidan bergetar mengingat dulu yang terjadi.
Serasa sudah sangat fatal sang Nenek berlari mendekat pada kedua Cucunya. Namun saat ia sudah sampai, Zidan pergi tanpa bicara dan melangkah menuju arah yang tak tau ia akan kemana. Pikirannya berantakan, hatinya remymuk mendengar Kakak kandung menyalahkannya.
*************