Dan sebaliknya para orang arab yang juga fanatik terhadap bahasanya, membalikkan hadits diatas.
     Golongan yang fanatik terhadap madzhab hanafi juga pernah membuat hadits palsu:
Artinya: "akan ada seorang laki-laki dari umatku yang bernama Abu Hanifah An-Numan. Ia ibarat obor bagi umatku"
Artinya: "akan ada seorang laki-laki dari umatku yang bernama Muhammad bin Idris. Ia akan lebih menimbulkan mudharat kepada umatku daripada iblis".
4. Mempengaruhi kaum awam dengan kisah dan nasihat
     Kelompok yang melakukan pemalsuan hadits ini bertujuan untuk memperoleh simpati dari pendengarnya sehingga mereka kagum melihat kemampuannya. Jadi pada intinya mereka membuat hadits yang disampaikan kepada yang lainnya terlalu berlebih-lebihan dengan tujuan ingin mendapat sanjungan.
Mereka melakukan pemalsuan hadits ini guna memeroleh simpatik dari pendengarnya dan agar mereka kegum melihat kemampuannya. Sebagai contoh, adalah hadits sebagai berikut :
Artinya: "barang siapa yang mengucapkan kalimat Allah akan menciptakan seekor burung (sebagai balasan tiap-tiap kalimat) yang paruhnya terdiri dari emas dan bulunya dari marjan".
5. Perbedaan pendapat dalam masalah 'Aqidah dan ilmu Fiqih
     Munculnya hadits-hadits palsu dalam masalah ini berasal dari perselisihan pendapat dalam hal aqidah dan ilmu fiqih para pengikut madzhab. Mereka melakukan pemalsuan hadits karena didorong sifat fanatik dan ingin menguatkan madzhabnya masing-masing. Misalnya hadits palsu yang isinya tentang keutamaan Khalifah Ali bin Abi Thaalib:
"Ali merupakan sebaik-baik manusia, barangsiapa yang meragukannya maka ia telah kafir." Beberapa di antara hadits- hadits palsu tentang masalah ini adalah :
a. Siapa yang mengangkat tangannya dalam shalat, maka shalatnya tidak sah.