Dan benar saja, al-Mahdi pun memberikan uang sebanyak 10.000 dirham (kepingan perak). Namun setelah Ghiyats itu pergi, al-Mahdi berkata:
"Sungguh aku mengetahui bahwa orang itu seorang pendusta atas diri Rasulullah Saw."
Lalu al-Mahdi menyuruh orang untuk menyembelih burung merpati itu.
Untuk menyelamatkan hadits Nabi SAW, ulama hadits menyusun berbagai kaidah hadits, di antaranya yaitu :
1. Meneliti penyandaran hadits. Para sahabat dan tabiin tidak sembarangan mengambil hadits dari seseorang.
2. Memilih perawi-perawi hadits yang terpecaya. Para ulama menanyakan hadits-hadits yang dipandang kabur atau tidak jelas asal-usulnya.
3. Studi kritik rawi, yang tampaknya lebih dikonsentrasikan pada sifat kejujuran atau kebohongannya.
4. Menyusun kaidah-kaidah umum untuk meneliti hadits-hadits tersebut.
     Para ulama telah merumuskan kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan untuk mengetahui hadist sahih, hasan ataupun dha`if, mereka juga menentukan ciri-ciri untuk mengetahui kemaudhu`an suatu hadist. Ciri-ciri ini dapat diketahui melalui sanad atau matan.
1. Ciri-ciri hadist maudhu` pada sanad
     Berhubungan dengan masalah ini, ulama telah mengemukakan beberapa cara untuk mengetahui hadist maudhu` berdasarkan pada perawi- perawinya: