Yang berbadan besar dari mereka maju selangkah dan berkata,”kau masih mengenal kami Baruna..?”
“Berarti ingatanmu masih baik Baruna...?”
“Yang membuatku tak habis pikir adalah, kenapa kau berkhianat dan memilih bergabung dengan orang-orang Kademangan ?”tanya orang yang bertubuh gemuk tadi.
“Persetan..!”
“Aku bukan berkhianat Gandar..., akan tetapi aku sadar akan perbuatan gilaku sebelumnya !”kata Ki Baruna dengan nada tinggi.
Kemudian satu lagi yang bertubuh kurus dan bermata dalam berkata,”apa pun alasanmu kau tak dapat lagi menghindar sekarang..., kau akan kami bawa menghadap pimpinan kita..!”
Ki Baruna yang geram turun dari pedati, diikuti Wijaya disebelahnya. Mereka berdua lalu berdiri didepan orang-orang yang menghadang itu.
Ki Baruna yang memang mengenal ketiga orang itu sebelumnya, berkata kepada yang bertubuh kurus dan bermata dalam.
“Jumprit..., aku sudah muak dengan kehidupanku yang silam. Aku tidak akan kembali lagi kepada gerombolanmu itu !”
“Kalau kau ingin menangkapku apa boleh buat.., aku akan mempertahankan diriku..!”ujar Ki Baruna.
Suasana menegang, diantara ketiga orang yang menghadang itu sudah mengetahui bahwa Ki Baruna adalah sosok gegedug yang ilmu beladirinya perlu diperhitungkan.