"Tadi pagi, Ayna ngabarin kalau lamaran gue diterima," jawab Ilman dengan binar di matanya.
"Beneran?" tanya Zaka dengan tatapan tak percaya. "Wah, lo sungguh beruntung bisa mendapatkan gadis sebaik dan sesabar Ayna. Cantik pula!" puji Zaka. "Terus, kapan akad?" tanyanya tak sabar.
"Secepatnya," jawab Ilman kalem.
"Mantap, Bro! Gue ikut bahagia," ucap lelaki berkaca mata itu tulus.
"Ada satu lagi kabar bagus."
"Apa, tuh?" tanya Zaka penasaran.
"Hari ini keputusan hasil evaluasi masa probation, kan? Gue meluluskan Fajar."
"Serius, Man? Apa ini nazar karena lamaran lo diterima Ayna?"
"Enggak, Zak. Sejak seminggu lalu gue udah memaafkan Pak Cokro. Gue bahkan datang ke rumahnya."
"Oh, ya?" Zaka menatapnya tak percaya.
"Sungguh, melihat Pak Cokro menangis karena ucapan maaf gue, hati gue tersentuh. Seketika rasa bahagia masuk ke hati gue. Seolah-olah ada beban yang berat yang terlepas dari hati gue."
"Gue salut, Bro." Zaka menepuk-nepuk bahu sahabatnya penuh simpati.