Mohon tunggu...
Acha Khairunisa
Acha Khairunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sastra Indonesia

Hanya senang menulis suatu karya tulis yang berharap dapat bermanfaat bagi siapapun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kaca yang Pecah

25 Februari 2024   17:00 Diperbarui: 25 Februari 2024   17:03 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mama tak kuasa menatap tubuh mengenaskan Andin. Tubuh anak gadisnya dijamah oleh seorang pria dengan teganya. 


"BANGUN NAK! BANGUN! MAMA DISINI! ANAKKU, ANDIN. MAAFKAN MAMA!!"

"Mama gagal Ndin. Mama gagal, Mama gagal menjaga kamu. Mama gagal jadi ibu. Kamu buah hati Mama Ndin, kamu yang paling Mama sayangi. DENGAN TEGANYA MENGHANCURKAN KEHIDUPAN KAMU!"

Mama menangis histeris, berharap Andin bangun. Berharap ini mimpi. Berharap apa yang dia lihat hanya khayalannya dan kekhawatiran nya saja. Mama sangat berharap.

Papa mencegkram sepatu Andin hingga tidak berbentuk. Hatinya hancur lebur melihat anak gadisnya dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Papa berusaha menjaga Andin, seolah sedang membawa gelas kaca cantik. Berharap kaca itu tidak pecah. Tetapi, kaca itu pecah. Kaca cantik itu pecah ditangan orang yang dengan paksa mengambil nya.

Kaca cantik itu hancur lebur. Kaca itu tidak berbentuk lagi. Tidak akan bisa kembali lagi. Kaca itu pecah berkeping-keping tanpa bisa diperbaiki.

"SAYA MENJAGA ANAK SAYA DENGAN BAIK. PRIA BRENGSEK MANA YANG BUAT ANAK SAYA JADI SEPERTI INI. MAHKOTA NYA, MAHKOTA ANAK SAYA. MASA DEPANNYA. DASAR PRIA BRENGSEK!! AKAN SAYA CARI ANDA HINGGA KE UJUNG DUNIA DAN MENDAPATKAN BALASAN YANG SETIMPAL!!!"

Patah hati seorang ayah yang paling besar adalah disaat melihat hidup anak gadisnya hancur berkeping-keping.

***

Andin terbangun dengan kondisi melemah. Gadis itu menatap atap ruangan putih itu lekat. Dia ketakutan, bayangan wajah mengerikan pria itu membayang di ingatan Andin.

Kriet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun