Apa yang diharapkan dari hidup di dunia ini? Mengejar impian? Menggapai semua hal yang ingin kamu lakukan? Atau hal-hal lain yang kamu harapkan baik ke depannya. Yah, harusnya begitu. Harusnya punya mimpi. Punya hal yang dapat dikejar. Punya sesuatu yang harusnya dapat menjadi hal baik.
Tapi, apakah dirinya---Gayatri Andini Permata Putri, masih pantas untuk mengharapkan dan meraih semua itu? Setelah suatu bencana yang membuat hidupnya hancur, sehancur-hancurnya.
***
Andin nama panggilannya. Gadis cantik yang duduk di bangku SMA kelas 12 merupakan gadis pintar, baik, dan selalu diagung-agungkan guru dan teman-temannya. Prestasi gemilang, selalu membanggakan sekolah dan orangtuanya membuat dirinya menjadi terkenal di sekolah ternama.
Bagi Andin kebanggaan menjadi pemantik untuk bersemangat dalam menjalani hari-harinya dan kasih sayang orangtua jugalah yang membuatnya berharap bahwa hari-hari baik akan berjalan dengan lancar.
"Ndin, lu tau kagak sih. Si Rani kemarin tuh pergi bareng pacarnya di salah satu hotel." Syifa tiba-tiba berbalik ke belakang, menghadap Andin yang sedang melihat handphone nya.
"Enggak tuh, emang kenapa kalau Rani ke hotel?" tanya Andin dengan polos.
"Ck ck, seriusan lu kagak tau? Sumpah lah? Denger kata 'hotel' aja gua udah curiga sama tuh anak."
"Lu terlalu hiperbola," pungkas Andin kembali melihat ponselnya.
"Yaelah, gua serius. Nih yaaaa, pasti terjadi sesuatu antara Rani dan pacar." Syifa mengatakan sesuatu yang terdengar ambigu di telingan Andin.
"Gimana-gimana?" tanya Andin tak paham.
"Ituuu, dia gitu-gitu sama pacarnya. Sumpah demi Allah! Gua liat! Waktu itu gua mau ke minimarket, kan di depan minimarket dekat rumah gua ada penginapan gitu, nah disitu gua liat. Pas mau gua samperin, nggak keburu, dia langsung masuk gitu," cerita Syifa menggebu-gebu.