Mohon tunggu...
TALITHA AISYATUL CH
TALITHA AISYATUL CH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S2 Kajian Sejarah Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi dalam Seni Pertunjukkan Kesenian Kubro Siswo menjadi Kubro Dangdut (Brodut)

24 Oktober 2024   12:00 Diperbarui: 24 Oktober 2024   12:10 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ritual-ritual sakral dan makna filosofis yang mendalam, yang seharusnya menjadi jantung pertunjukan Kubro Siswo, berisiko tenggelam di balik gemerlap modernisasi. 

Menariknya, transformasi ini telah menciptakan ruang dialog antara pelestarian dan pembaruan. Para seniman Kubro Siswo dituntut untuk berpikir kreatif dalam menyeimbangkan kedua aspek ini. Mereka harus pandai memilih elemen-elemen mana yang bisa dimodernisasi dan mana yang harus dijaga keasliannya. 

Proses ini menjadi semacam navigasi budaya yang menantang, di mana tradisi dan modernitas harus berjalan beriringan tanpa saling menegasikan.

Di tengah dinamika ini, Kubro Siswo terus berevolusi sebagai bentuk kesenian yang adaptif. Kehadirannya dalam bentuk yang lebih kontemporer justru membuka peluang baru untuk memperkenalkan nilai-nilai tradisional kepada generasi muda. Melalui alunan dangdut yang familiar, pesan-pesan kearifan lokal tetap bisa tersampaikan, meski dalam kemasan yang berbeda. 

Perjalanan transformasi Kubro Siswo ini menjadi cermin bagaimana sebuah kesenian tradisional bisa tetap relevan di era modern tanpa kehilangan jati dirinya. Meski menghadapi berbagai tantangan, perpaduan ini telah membuktikan bahwa tradisi dan modernitas bukan dua hal yang harus dipertentangkan. 

Justru, dengan pengelolaan yang bijak, keduanya bisa bersinergi menciptakan bentuk kesenian yang lebih kaya dan bermakna.

 

KESIMPULAN

Transformasi Kubro Siswo menjadi Kubro Dangdut (Brodut) menggambarkan sebuah contoh adaptasi kesenian tradisional yang berhasil di era modern. Proses perubahan ini merupakan hasil dialog konstruktif antara generasi muda, sesepuh desa, dan Dinas Kebudayaan, yang menunjukkan pentingnya kolaborasi dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian tradisional. 

Transformasi ini berhasil menyeimbangkan unsur tradisional dan modern, di mana nilai-nilai spiritual dan filosofis Kubro Siswo tetap terjaga meski dikemas dalam format yang lebih kontemporer. Inovasi ini telah berhasil meningkatkan minat generasi muda terhadap kesenian tradisional, sekaligus membuka ruang baru bagi transmisi nilai-nilai budaya lokal.

 Keberhasilan transformasi ini menunjukkan bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan dalam konteks pelestarian budaya, dengan syarat adanya pengelolaan yang bijak dan berimbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun