Mohon tunggu...
Takas T.P Sitanggang
Takas T.P Sitanggang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mantan Jurnalist. Masih Usahawan

Menulis adalah rasa syukurku kepada Sang Pencipta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lampu Menjelang Pernikahan

29 Juli 2018   18:38 Diperbarui: 29 Juli 2018   19:59 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan begitulah akhirnya, kami saling bertukar nomor telepon. Dan dua minggu kemudian kami bertemu di sebuah kedai kopi untuk menyelesaikan 'sengketa' mengenai novel itu. 

Pertemuan kami kali ini tak lagi diisi dengan debat kusir, melainkan dengan obrolan yang menyenangkan tentang literasi sampai tak terasa empat jam sudah kami berbincang-bincang dan masing-masing telah menghabiskan tiga gelas kopi dan dua piring pancake. Dan bermula dari pertemuan yang menyenangkan itu pula pertemuan kami terus berlanjut di hari-hari yang lainnya. 

Saat itu Tito baru lulus kuliah dan sedang sibuk mencari kerja. Dia suka membaca sastra kendati dia kuliah di jurusan hukum. Sementara aku sendiri kala itu adalah mahasiswa sastra Indonesia semester akhir. Dunia literasi lah yang memang mengakrabkan kami. Dan ada banyak persamaan-persamaan lainnya yang membuat kami kian dekat. Contohnya saja warna favorit Tito merah. Aku juga. Tito suka pantai. Aku juga. Tito penggemar kopi. Aku juga. Persamaan-persamaan itulah yang menyatukan kami hingga setahun kemudian kami akhirnya berpacaran.

"Kurasa, kau tidak bisa tidur jika lampu mati karena kau terlampau sering membaca cerita-cerita Edgar Allan Poe," terkaku kemudian.

"Tidak. Kebiasaanku ini sudah dimulai sejak aku SMP. Sedangkan ketika itu aku belum suka membaca cerita fiksi dan tak tahu siapa Edgar Allan Poe. Tuti, mengapa rasanya kau terlihat cemas pada kebiasaanku ini?"

Aku tak langsung menjawab. Begitu berat rasanya harus berkata jujur kepada Tito mengenai hal ini. "Karena.. karena aku tidak bisa tidur jika lampu menyala."

Dia terkesiap. 

**

Aku tak pernah menduga hal ini akan menjadi kendala. 

"Karena.. karena aku tidak bisa tidur jika lampu menyala," ujarnya pelan. 

Aku terkesiap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun