Mohon tunggu...
Takas T.P Sitanggang
Takas T.P Sitanggang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mantan Jurnalist. Masih Usahawan

Menulis adalah rasa syukurku kepada Sang Pencipta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Hilangnya Burung-burung Tito

18 Desember 2016   22:07 Diperbarui: 19 Desember 2016   21:37 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (kfk.kompas.com/Dwi Setya Putranta)

“O... memang lebih bagus beli selagi anak, Pak. Jadi nanti variasi kicaunya bisa Bapak atur sesuka hati.”

“Maksud saya juga begitu,” tandas Tito masih terus memandangi burungnya sambil bersiul-siul.

Perhatian Tito baru teralihkan ketika dilihatnya Agus pulang dengan wajah yang muram. Sekilas diliriknya ke barat, Basuki sudah tidak ada di tempat. Mungkin sudah masuk ke rumah atau pergi mencari makan. Entahlah.

“Kamu kenapa, Gus?”

“Aku sedih, Pak. Tasya dilarang ibunya bermain denganku dan yang lain. Tasya bilang, ibunya selalu menyuruhnya belajar jadi tidak punya waktu untuk bermain.”

“Mungkin ibunya Tasya kuatir, Gus, kalau Tasya main nanti malah keasyikan, kalau sudah keasyikan main nanti lupa belajar.”

“Tapi ibu guru bilang anak-anak juga butuh bermain, Pak. Aku suka bermain tapi masih ingat belajar.”

Tito tersenyum. “Itu karena kamu anak yang baik, Gus,” kepala Agus diusap-usap Tito, lembut.

“Bapak beli burung lagi?”

“Iya, ini namanya cucak ijo, Gus,” Tito kembali mengalihkan perhatian ke burungnya. “Masih anak, jadi belum bisa berkicau, tapi sengaja Bapak beli selagi anak, biar…” Tito terdiam. Suaranya nyangkut di tenggorokan karena tak dilihatnya lagi Agus ada di tempat. Tito menoleh ke belakang, anak itu sudah melipir ke rumah. Punggungnya yang mungil makin menjauh hingga menghilang di balik pintu. Tito tersenyum melihatnya.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun