Mohon tunggu...
Syukra (kaka) Alhamda
Syukra (kaka) Alhamda Mohon Tunggu... Freelancer - Photographer

Penikmat Ketetapan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Syirik Sebagai Kontradiksi dalam Pengimanan Tauhid

20 November 2021   09:01 Diperbarui: 20 November 2021   09:16 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Allah SWT telah menjelaskan bahwa pada awalnya manusia adalah satu kesatuan umat yang bertauhid, tetapi kemudian datanglah kesyirikan. Sehingga Allah SWT menitahkan para Nabi dan Rasul bersama kitab-kitab sebagai bekal bagi mereka kepada jalan yang benar, tetapi kemudian timbul perselisihan dan kedengkian atas mereka yang membuat mereka terbagi menjadi golongan orang yang bertaubat dan kembali beriman kepada Allah SWT melalui petunjuk dari Allah SWT dan sebagian lainnya tetap berpaling.[14]

 

Kemudian, setelah 1000 tahun kesyirikan mulai tumbuh berkembang dikalangan suatu kaum yang menyembah patung (berhala) yaitu Wadd, Suwaa', Yaghuts, Ya'ud dan Nasr,[15] sehingga Allah SWT mengutus Nabi Nuh As membawa kitab untuk menyampaikan dan mengajak kembali kaum tersebut kepada jalan yang Allah SWT kehendaki (Tauhid).[16]

 

Pada awalnya Wadd, Suwaa', Yaghuts, Ya'ud dan Nasr merupakan orang-orang sholeh yang sangat taat kepada Allah SWT, yang mana mereka memiliki Tabi'at yang sangat baik, dan juga wafatnya mereka memiliki waktu yang sangat berdekatan, membuat orang-orang yang menyaksikannya pada saat itu mengalami sedih yang sangat mendalam. Kemudian, orang-orang itu membangun masjid yang lengkap dengan gambar-gambar orang-orang shalih tersebut yang mana pada awalnya ini bertujuan untuk mengenang keshalihan mereka, tetapi kemudian gambar-gambar tersebut malah dijadikan oleh mereka sosok-sosok yang memiliki tubuh.[17]

 

Hal inilah yang menjadi pangkal kesyirikan dan berhubungan erat dengan ghuluw terhadap orang sholeh yang sudah meninggal, yang kemudian dibuatkan berhala sebagai perantara (wasilah) kepada Allah SWT. Selanjutnya muncul generasi jahil yang memberinya nama dan menyembahnya.[18] Sebelum Rasulullah wafat, beliau mengingatkan umatnya agar menjauh dari dua hal, pertama mengfungsikan kuburan beliau sebagai tempat ibadah atau pengadaan peringatan, kedua dilaknatnya orang-orang Nashrani dan Yahudi karena menggunakan kuburan Nabi sebagai tempat beribadah, serta menegaskan untuk umat islam tidak menirunya.[19] 

 

            Kemusyrikan terus berlanjut seiring berkembangnya waktu dan peradaban manusia. Sesudah era kerasulan Nabi Nuh As, kemusyrikan menular dan berkembang sampai pada er Nabi Hud As dijelaskan di Al-Quran surah Hud ayat 53 dan pada masa Nabi Shaleh As dijabarkan juga di Al-Qur'an surah Hud ayat 62, dan juga pada masa Nabi Ibrahim. Perilaku syirik juga tampak pada zaman Nabi Musa As yang diperintah untuk memimpin Bani Israil dalam memerdekakan diri dari kekejaman Fir'aun. Tetapi, kebebasan yang didapat kaum tersebut dari kesewenangan Fir'aun di sikapi dengan acuh tak acuh bahkan mereka melacak sosok tuhan palsu untuk disejajarkan dengan Allah SWT.[20]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun