Â
Syirik bermuasal dari bentukan kata - - Â , jika secara bahasa memiliki arti menyekutukan, atau berserikat.[8] Sedangkan secara istilah adalah Allah SWT disekutukan dengan anggapan atau iktikad lain, sekan-akan ada Maha Kuasa lain yang ada disamping Allah SWT.[9]
Â
Kegiatan menyekutukan Allah SWT tentulah sangat bertentangan dengan tauhid. Tak pelak, terkadang tanpa disadari banyak orang-orang yang disadari ataupun tanpa disadari telah menjadi musyrik. Pada kalam Al-Qur'an Allah SWT telah menggarisbawahi secara jelas "Sungguh, dosa yang tidak diampuni Allah adalah syirik, bagi siapa yang dikehendakinya akan diampuni dosanya (selain) dari syirik" (QS. An-Nisa': 48). Ayat ini membeberkan bahwa orang yang berkelakuan syirik lalu meninggal tanpa bertaubat akan dimasukkan dan kekal di neraka. Hal ini berbeda dengan maksiat yang masih dikehendaki Allah SWT. Jika dia mengijinkan, dia dapat menyiksa, menoleransi, dan menjebloskan ke surga.[10] Bahkan, Nabi Ibrahim As. juga sangat takut akan kesyirikan. Yang mana telah disebutkan dalam Al-Quran mengenai pengharapannya atas lindungan keluarganya pada Allah SWT dari syirik pada patung.[11]Â
Â
Jenis-Jenis insan musyrik itu sangat beragam. Ada yang berdatang sembah pada berhala (patung), berdatang sembah pada laut, matahari, bintang, dan bulan. Tetapi, semuanya dalam satu penyimpangan yaitu beribadah kepada wujud bukan Allah SWT.[12]Â
Â
Oleh sebab itu, bagi siapapun yang memberi sembah kepada wujud bukan Allah SWT. bermakna ibadahnya tidak ia tempatkan pada letaknya, dan memperuntukkannya kepada yang tidak sah dan ini adalah wujud kezaliman yang besar yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam firmannya mengenai seorang bapak yang mengajarkan kepada anaknya untuk tidak mempersekutukan Allah SWT agar ia tidak termasuk golongan yang zalim (QS. Luqman: 13). Selain itu, amal kebaikan serta keimanan yang telah dilakukan seseorang dapat hilang dan batal dikarenakan syirik.[13]
Â
Â
B.2 Awal Mula Munculnya Syirik