Â
Atas firman Allah SWT tersebut lah maka pengakuan atas keesaan Allah SWT harus dipatuhi. Meyakini bahwa Allah SWT merupakan tuhan yang tunggal dan pemahaman bahwa tidak satu perwujudan pun yang dapat mempersekutukannya. Tetapi, masih tak terhitung manusia yang tidak melegalkan eksistensi adanya Allah SWT sebagai zat tunggal tuhan yang patut diibadahi. Ketidakpercayaan tersebut telah teruji dengan adanya dari suatu golongan atau kaum yang masih menaklukkan diri pada api, matahari, bulan, bintang, tumbuhan, langit, binatang, dan juga berhala (patung). Sungguh ruginya mereka yang menyembah kepada selain Allah SWT yang secara intelektualitas dan fikiran tidak akan dapat memberi pertolongan dan utilitas kepada mereka.[3]
Â
Sangat disayangkan bahwa syirik masih sangat berkembang saat ini sedang janji Allah SWT sudah eksplisit menjelaskan bahwa siapa saja yang mensyariatkan Allah SWT dengan perkara lain niscaya mendapat siksaan yang benar-benar pedih. Selain itu, Allah SWT. juga telah menegaskan bahwa Allah SWT tidak pernah menenggang dengan pelaku perbuatan syirik.[4] Adapun pengertiannya yaitu suatu tanda kemasyarakatan yang unjuk akibat jauhnya jarak masyarakat pada ilham tauhid disebut dengan syirik. Kesesatan dan kezaliman yang ada dihantarkan oleh kesalahan dalam memahami tauhid tersebut bisa terjadi dengan bentuk yang beragam dengan hakikat konteks pengerjaan dalam sifat disengaja ataupun tidak disengaja yang pada akhirnya akan menjerumuskan pada satu titik yaitu kemusyrikan. Kafir atau msuyrik juga terbagi menjadi empat penggolongan atau jenis, yaitu kafir harbi (bermusuhan secara terbuka atau frontal), kafir dzimmi (membayar pajak di ranah kaum muslimin), kafir musta'man (dapatkan agunan keamanan), kafir mu'ahad (terkongkong perjanjian damai) dan menurut islam kafir yang boleh diperangi yaitu kafir harbi[5]. Karena itu, penting untuk mengetahui apa-apa saja bentuk dari syirik serta akibat atau dampak yang ditimbulkannya.
Â
Â
B. PEMBAHASAN
Â
Menurut hakikatnya tauhid adalah memurnikan sembahyang kepada Allah SWT. Menghidmatkan diri secara terus-menerus dan tulen, dengan cara menaati titah-Nya dan meninggalkan tegahan-Nya malalui bentuk ikhlas, cinta, harap, dan takut kepada Allah SWT.[6] Untuk memurnikan ibadah kepada Allah tentulah harus dilakukan jauh dari sifat-sifat atau perbuatan-perbuatan yang dapat menjadikan seseorang menjadi musyrik dan membatalkan keimanan. Kaidah dalam memahami syirik yaitu "menyambahkan setiap doa untuk selain Allah SWT merupakan syirik dan kufur, sedangkan pembuatnya adalah musyrik dan kafir."[7]
Â
B.1 Pengertian kata Syirik