Bartender tidak bersuara sama sekali, Siska menyeret tubuh si bartender dan menyandarkan ke tiang listrik. Kemudian meninggalkan si bartender dan masuk kedalam club, setelah beberapa saat Siska kembali dengan sebotol air mineral di tangan.
“Nih... minum dulu,” ucap Siska.
Bartender tidak menjawab, dia meraih botol yang dipegang Siska kemudian meneguknya sampai habis seperti seseorang yang baru saja berlari puluhan kilometer.
“Terima kasih mbak.” Bartender meletakkan botol kosong di tanah.
“Lo ngapain sih, sampai di hajar security.”
Bartender menghela nafas panjang dan diam sejenak, sebelum mulai berkata-kata. “Gua tadi maling mbak.”
“Gila! lo mau mati namanya kalau maling di sini.” Siska tersentak.
“Gua kesel, lembur gua gak di bayar bos, dia bilang gak mau kasih lembur karyawan, kalau mau masuk hari libur berarti loyalitas.”
“Jadi karena itu lo maling?” Siska menghela nafas. “Lo ambil apa emangnya?” Siska melanjutkan pertanyaan.
“Begitulah mbak, gua ambil dua botol tequila, rencananya mau gua jual sama anak-anak, duitnya lumayan buat tambahan beli iphone pacar.”
“Belum sampai di luar lo ketauan?” potong Siska.