"Eh, kok kalian Cuma berdua? Bintang mana?", tanya bundaku yang celinga-celingu mencari-cariku ke sekeliling aula hotel.
"Itu tante tadi....", Bima yang berbicara gugup lalu setelah itu tertawa kecil menyembunyikan pipi merahnya akibat terus-terusan menertawakanku.
"Hai semua!", aku datang dengan percaya dirinya dengan gaun yang sudah tidak terbalik lagi.
"Wow, kamu cantik sekali Bintang", puji Om Andre kepadaku
"Wow, Om Andre juga ganteng banget hari ini", aku balik memuji walaupun sebetulnya Om Andre tetap tampan meski memakai kaos oblong sekalipun.
Semua hadirin terdiam karena tepukan tangan seseorang. Pembawa acara memberi instruksi bahwa acara akan segera dimulai. Pria berjas putih berawakan campuran antara Indonesia dan Inggris turun dari tangga. Aku menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatanku terhadap pria itu. Itu Om Dimas! Adik ayah yang sudah lama tidak berjumpa karena harus menyelasaikan pendidikannya di Inggris. Dia menggandeng seorang wanita cantik di sampingnya. Wanita itu bagaikan putri raja karena memakai gaun dan tiara yang indah.
Semua lampu dimatikan, hanya lampu yang menyorotkan mereka berdua saja yang dinyalakan. Alunan biola dimainkan begitu harmonis menambah suasana menjadi romantis. Sekarang aku tau, acara spesial ini merupakan hari pertunangannya om Dimas dengan wanita itu.Â
Bastian terus memandangi wanita yang memainkan biola itu. Wanita yang aku bantu di pesawat dan berkenalan dengan Bima. AJANA! Siapa dia? Mengapa dia hadir di acara pertunangan om Dimas dan calon istrinya?Â
"Bim, gila cantik banget!",
"Itu Ajana, kan?", tanyaku pada Bima
"Oh jadi kalian tau siapa dia?",
Aku dan Bima mengangguk. Suara biola itu semakin pelan, pelan, lalu berhenti memainkan melodinya. Sepasang pria dan wanita yang bertunangan itu saling bertukar cincin yang menjadi tanda hubungan mereka sudah terikat satu sama lain. Bastian menarik tangan Bima dan Bima menarik tanganku memaksa untuk menghampiri wanita yang memainkan biola itu. Bastian berkenalan lalu berbincang satu sama lain.
Ayah dan bunda memanggilku untuk menyantap hidangan yang sudah disediakan. Aku menarik tangan Bima dan mengajaknya pergi meninggalkan dua orang yang sedang berbincang-bincang itu. Aku duduk di meja makan dan Bima duduk disampingku. Om Dimas dan calon istrinya itu datang ke meja makanku bersama Ajana dan Bastian. Mereka mengenalkan Ajana pada kami. Ternyata, Ajana itu adalah adik dari calon istrinya om Dimas yang bernama Ivanna. Berarti ia akan menjadi bagian dari keluargaku. Bunda mengajak Ajana untuk duduk disampingnya. Kami makan dan menyantap hidangan bersama, berbahagia, hingga pergantian hari tiba.
                        ***
PART 4 : PETAKA DI PULAU DEWATA
Matahari bersinar terlalu cepat, menurutku. Aku masih mengantuk tetapi bunda terus saja mencoba membangunkanku. Dia bilang hari ini kita akan pergi ke Pantai Pandawa. Ah aku sangat suka sekali dengan pantai. Jadi ketika mendengar kata pantai aku tidak bisa menolak untuk tidak pergi. Bunda tersenyum melihat semangatku untuk pergi ke pantai hingga aku tidak sadar malah membawa selimut ke kamar mandi. Hahaha itu konyol sekali.Â