Mohon tunggu...
BEYOURMOON
BEYOURMOON Mohon Tunggu... Jurnalis - fangirl'

let me fly to my room. -♡

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bintang á Lyon

1 Maret 2020   13:47 Diperbarui: 1 Maret 2020   13:46 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tepukan di bahuku membangunkan aku dari tidur. Aku menggosok-gosok mataku yang masih setengah terbangun. Rupanya pesawat yang aku tumpangi sudah mendarat di tempat tujuan. Pulau Dewata. Aku sampai di bandara internasional Ngurah Rai. Aku, keluarga, serta sahabat-sahabatku turun dari pesawat. Aku melihat sekeliling, tetapi wanita yang berkenalan dengan Bima tadi sudah tiada. Mungkin dia turun terlebih dahulu. Aku mengambil koper dan barang-barang bawaanku dengan troli. Ayah sudah menyiapkan mobil, kami masuk lalu perjalanan kami dilanjut dengan perjalanan darat menuju Ubud. 

Ketika sampai di hotel, aku, Bima, dan Bastian ternganga melihat hotel yang ayah pesan begitu besar dan mewah. Aku bertanya-tanya siapakah pemilik hotel ini? Pasti orangnya sangat sukses! Aku pun bertanya-tanya mengapa ayah memesan hotel yang begitu mewah. Pasti harga sewanya pun mahal. Ah sudahlah, jangan terlalu dipikirkan, mari kita nikmati saja waktu istimewa ini dan nikmati fasilitas yang tersedia.

Kami masuk ke lobi hotel dan disambut dengan baik oleh para pegawainya. Mereka memberi kami kunci yang bentuknya sudah bukan seperti kunci pintu lagi melainkan seperti kartu ATM. kami beristirahat sejenak dan bersiap-siap untuk makan malam. Tante Sienna bilang, aku harus menggunakan gaun yang indah karena malam ini ada acara spesial di hotel yang kami tempati. Aku mengangguk dengan pikiran yang bertanya-tanya lagi acara spesial seperti apa yang diadakan nanti malam. Ah sudahlah, itu tidak terlalu penting, yang penting sekarang aku istirahat, mandi, lalu bersiap-siap untuk mendatangi acara spesial yang Tante Sienna bicarakan tadi. 

Bastian mengikutiku dari belakang,
"Sini Bi, aku bantu",
"Eh, eh gausah Bas aku bisa sendiri",
"Beneran?",
"Hm, tapi boleh deng, thank you, ya!",

Bastian membantuku membawakan koper dan barang bawaanku lainnya sampai pintu kamar hotel. Dia tersenyum lalu membalikkan badan dan memasuki kamar hotelnya. Wow, lihatlah kamar hotel yang ayah pesan ini. Mewah! Pemandangannya pun indah, langsung menghadap gunung-gunung yang menjulang tinggi melebihi awan-awan putih di langit yang biru itu. Ayah sengaja memilih Ubud untuk menjadi tempat peristirahatan kami. Selain berada di dataran tinggi dan udaranya pun segar, ayah ingin bernostalgia dengan tempat ini.

Ubud adalah tempat resepsi pernikahannya dengan bunda. Tempat yang menjadi saksi akan janjinya untuk menjaga dan menyayangi bunda sehidup semati. Ubud juga merupakan tempat bertemunya pertama kali antara Om Rio dengan Tante Keith, orang tuanya Bima. Tante Keith merupakan warga negara Perancis yang menetap di Indonesia untuk menyelesaikan studinya hingga menikah dan mempunyai keturunan yang bernama Bima, si Teddy Bear itu.
 

                                           ***


Aku memilih gaun berwarna merah muda untuk dipakai malam ini ke acara spesial itu. Rambut panjangku dibiarkan terurai dan aku pasangkan jepitan mutiara di kanan dan kiri kepalaku untuk menambah kesan feminim. Aku memakai sepatu kaca yang merupakan hadiah ulang tahun pemberian Bastian. Aku sangat menyukai sepatu itu. 

Aku keluar dari kamar hotel dan sudah berdiri dua pria tampan pengawal pribadiku, yaitu Bima dan Bastian. Hahaha. Mereka menertawakanku dengan keras di lorong hotel. 

"Kenapa sih kalian? Ada yang aneh ya sama penampilanku malam ini?",
"Bi, ini gaun kebalik atau emang modelnya kaya gini sih?", tanya Bima
"Emang gini kok!... (aku terdiam sejenak memandangi gaun merah muda yang aku pakai)",

Aku berbalik lalu berlari ke kamar hotel untuk memperbaiki gaunku yang kenyataannya memang terbalik. Astaga, aku malu sekali. Pantas saja mereka berdua menertawakanku tak henti-hentinya. Setelah itu, aku keluar lalu menyusul Bima dan Bastian yang sudah menungguku di aula hotel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun