Namun kedatangan Ki Arya sudah terlambat, Mahasanga Asura sudah menembus lapisan ozon bumi dan akan segera mendarat, "Cih, sudah terlambat kah."Ki Arya mengumpulkan kekuatannya dan mempersiapkan kuda-kuda, dia berusaha mengalihkan arah tombak itu ke tempat lain.
Dalam hitungan sepersekian detik tombak itu sudah sangat dekat dengan tanah, Ki Arya segera mengerahkan seluruh kekuatan yang ia miliki, "Haaah!! Hiyaah!" Ki Arya membelokkan arah Tombak Mahasanga Asura sehingga sekarang tombak itu mengarah kembali ke langit. "Enyahlah kau! Haduh..." Ki Arya mengatur nafasnya dan bersikap tenang.
"Anak bodoh! Keparat! Orang gila! Sialan! Siapa suruh kau menggunakan itu disini?! Apa isi kepala mu itu sudah rusak hah?!" Ki Arya mengeluarkan semua amarah yang ia simpan, sementara Maheswara hanya diam mematung menyesali perbuatannya.
Setelah memarahi Maheswara, Ki Arya berbalik dan memandangi Gandharva, "Hmm sudah besar saja kau. Kau melakukan tugas mu dengan baik. Pergi dari sini." Perintah Ki Arya.
"Baik Guru." Gandharva memberikan salam kepada Ki Arya lalu pergi berjalan ke dalam hutan.
Maheswara yang mendengar apa yang diucapkan Gandharva menjadi kebingungan, "Guru?" Maheswara menatap Ki Arya penasaran.
Ki Arya hanya menatap nya balik sembari merapikan janggutnya yang berantakan, "Apa?" Balas Ki Arya.
"Maksudnya yang barusan itu apa Ki? Kenapa dia memanggil mu guru?" Maheswara berdiri dan menghampiri Ki Arya.
"Jangan dekat-dekat. Badan mu bau, apa kau sudah mandi? Sudah jelas dia adalah murid ku. Dia aku perintahkan untuk menjaga hutan ini." Jelas Ki Arya.
"Murid mu?! Selama ini aku kira hanya aku murid mu." Ucap Maheswara lega.
"Jangan lupakan saudara seperguruan mu itu."