"Kin!"
"Iya. Iya. Jadi gini... kakiku bau, apalagi jempol kakiku. Terus aku juga sering ileran kalau lagi tidur."
"Hah? Gimana? Gimana?"
"Ya begitu deh. Udah denger sendiri kan?
Aku sempat terdiam beberapa saat. Ingin sekali rasanya aku memeluk perempuan yang berada di hadapanku itu. Yang dengan kejujuran-kejujuran kecilnya, serta cara berpikirnya yang seringkali tidak bisa aku tebak telah membuat aku jatuh hati berkali-kali kepadanya.
"Itu aja?"
"Iyalah. Soalnya aku pernah baca berita di internet. Katanya ada seorang suami yang menceraikan istrinya karena kaki istrinya bau. Aku nggak mau suatu waktu kamu meninggalkan aku karena terlambat mengetahui kalau kaki aku bau."
Aku langsung tertawa mendengar penjelasannya yang nyaris tidak masuk untuk bisa aku cerna.
"Sudah dulu ya, Pacarku. Izinkan pacarmu ini untuk menyelesaikan laporannya."
Itu adalah hari yang tidak akan pernah aku lupakan. Hari di mana aku dan Kinan telah secara resmi berpacaran. Kinan yang selalu berhasil untuk membuatku tersenyum, aku memilikinya hari itu.
***