"Aku emang begitu, Mas. Sering kehilangan sama ketinggalan pulpen. Aku cuma pinjam sebentar kok," ucapnya dengan pandangan yang penuh harap dan terasa sulit untuk aku tolak.
"Ya sudah. Tolong dipercepat. Ini tugas saya belum selesai.
Ia mengabaikanku karena ia terlalu fokus menulis sesuatu di atas selembar kertas yang tertempel pada kado itu.
Tak lama kemudian bus berhenti di Halte 0 Kilometer Banjarbaru. Bus ini perlu beranjak sekali lagi untuk mencapai halte tujuanku, Halte Van der Pijl Banjarbaru. Tapi tiba-tiba perempuan itu bergegas berdiri dari tempat duduknya.
"Eh, sudah sampai, ya?"
Dengan lekas dan keras pula aku memanggilnya
"Hei, Mbaknya mau ke mana? Pulpen saya, Mbak!"
Sialnya ia tidak mendengarkanku sama sekali. Ia terus berjalan hingga benar-benar keluar dari dalam bus.
Dari balik jendela, aku melihat ia berlari kecil menuju Kantor Pos.
***
Aku masih menyimpan sedikit kekesalan pada perempuan itu. Beruntung, karena tugas kuliahku dapat aku selesaikan tepat waktu di dalam bus dengan pulpen yang lain. Meskipun dengan jawaban yang ala kadarnya dan sekenanya.