Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bocah Misterius

6 Agustus 2019   13:11 Diperbarui: 6 Agustus 2019   17:47 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahinya mengkerut. "Eee.. iya, mungkin saya memang mabuk."

"Saya meminta ketegasan Anda. Apakah saat itu anda mabuk!?" Polisi dengan perut yang buncit itu menaikkan nada suaranya, membuat Pablo ciut.

"Baik, baik. Iya. Iya. Saya memang mabuk. Mungkin mabuk parah. Saya tidak ingin melakukan itu lagi. Cukup satu kali saya mabuk. Saya benar-benar jera. Saya tidak akan mengulanginya."

"Oke, saya hanya ingin memastikan saja."

"Apa Anda akan membawa saya ke penjara sekarang?"

"Sayangnya tidak bisa. Meskipun sebenarnya saya ingin."

Pablo semakin bingung, wajahnya semakin terlihat tolol dengan pemandangan yang pucat dan kusam. Yang menghadap dengan aroma tak sedap di depan muka polisi itu.

"Apa maksud Anda?"

"Setelah memeriksa rekaman lalu lintas di sepanjang Jalan Boulevard, kami sama sekali tidak menemukan adanya kecelakaan lalu lintas di Jalan Boulevard 10 pada hari dan waktu yang anda sebutkan. Dalam seminggu ini hanya ada satu kecelakaan yang terdata di Kota M. Itu pun tidak terdapat korban jiwa. Kejadiannya berlangsung di Jalan Boulevard 9, bukan Boulevard 10. Dan, lagi, itu terjadi pada hari Kamis pukul sebelas siang. Satu-satunya kecelakaan yang berakibat kematian terjadi sekitar sebulan lalu, di sekitaran Jalan Boulevard 8," jelasnya dengan gerakan bibir yang meremehkan.

"Hah!?"

"Seharusnya Anda pun tahu jika kejadian memilukan semacam itu pasti akan langsung terekspos oleh media. Tapi, bukankah dalam seminggu ini tidak ada berita tentang seorang bocah korban tabrak lari?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun