h) Â Â Â Â Kerajaan Banten
i) Â Â Â Â Â Kerajaan Cirebon
Pada bab IV dijelaskan tentang ekspansi ekonomi maritim dan jaringan antar daerah. Penjelasan diawali dengan identifikasi bangsa Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar rakyatnya bergantung dari bidang pertanian. Digambarkan pula masyarakat Indonesia sebagai masyarakat maritim dan bangsa pelaut tetapi tidak menjadi gambaran yang umum. Pandangan itu bertentangan dengan kondisi obyektif bangsa Indonesia baik yang menyangkut segi geografis maupun segi historis. Selanjutnya terdapat penjabaran 1) Sriwijaya dan perdagangan globalnya; 2) Perkembangan kerajaan di Jawa dan Perebutan Hegemoni Perdagangan di Selat Malaka; 3) Hubungan Ekonomi Antar Daerah dan Fondasi menuju Integrasi.
Pada Bab V di fokuskan pada penjabaran komunikasi lintas budaya dan perkembangan budaya maritim sebagai fondasi integrasi bangsa. Pembahasan kemudian dikerucutkan pada zaman Pra-sejarah dan Zaman Sejarah. Pada pembahasan perkembangan budaya maritim dibagi lagi menjadi.
1) Teknologi Perkapalan
2) Navigasi.
3) Angkutan Laut.
4) Tradisi Kemaritiman.
5) Seni Budaya Maritim.
6) Kota dan Masyarakat Pelabuhan.
     Pembahasan diakhiri kesimpulan pada bab VI yang menunjukkan pentingnya penelitian dan penulisan buku tersebut untuk mencari akar historis integrasi nasional selama periode pra-kolonial di bidang sejarah maritim. Penelitian sejarah yang demikian ini bisa membuka kemungkinan yang luas bagi penemuan model yang ideal bagi komunikasi lintas budaya yang merupakan unsur penting dalam mewujudkan integrasi bangsa.