Mohon tunggu...
Muhammad Syahril Firmansyah
Muhammad Syahril Firmansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga

Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Memahami Historiografi Indonesia dengan Metode Perbandingan Buku yang Bertemakan Sejarah Maritim

1 Januari 2021   22:50 Diperbarui: 1 Januari 2021   22:52 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi penerbit (Pusat Kajian Sejarah dan Budaya Maritim Asia Tenggara Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang yang bekerjasama dengan Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati.)

Membaca tulisan sejarah merupakan suatu aktivitas yang menarik dan seringkali membuat pembacanya penasaran. Karena dengan membaca tulisan-tulisan sejarah kita dapat merekonstruksi kejadian atau peristiwa masa lampau yang terkait dengan kehidupan manusia. Dengan membaca tulisan-tulisan sejarah kita akan mendapatkan banyak manfaat antara lain sebagai berikut, Pertama kita akan mengetahui latar belakang atau asal mula dari sebuah peristiwa; Kedua dengan membaca sejarah kita mampu membandingkan realitas saat ini dengan relitas masa lampau dan mengetahui perubahannya; Ketiga dari sejarah kita bisa mengambil hikmah serta nilai-nilai dari peristiwa yang sudah terjadi sehingga dapat mempersiapkan masa mendatang dengan lebih baik.

Ketika mendengar kata sejarah seringkali mendapat kesan sebagai sesuatu hal yang membosankan, bacaan yang penuh dengan hafalan berbagai peristiwa masa lampau, dan seringkali kita juga bingung apa manfaat dari membaca tulisan sejarah. Namun perlu di pahami bahwa sejarah sebenarnya tidak hanya membahas peristiwa-peristiwa penting seperti sejarah perjuangan bangsa Indonesia, sejarah perang, dan lain sebagainya. Sejarah pada hakikatnya membahas seluruh hal yang berkaitan dengan manusia seperti sejarah fashion, sejarah kuliner, sejarah militer, sejarah ekonomi, sejarah maritim, dan masih banyak lagi.

Tulisan sejarah dalam penyajiannya pun juga beragam antara satu tulisan dengan tulisan lainnya. Gaya penyajian tulisan sejarah berdasarkan ilmu sejarah disebut sebagai Historiografi. Historiografi merupakan gaya atau cara penulisan untuk merekonstruksi masa lampau berdasarkan data dan fakta-fakta yang diperoleh melalui penelitian sejarah. Jadi, historiografi dapat disebut sebagai langkah terakhir dari penelitian sejarah yakni menuliskannya hingga menjadi suatu bacaan sejarah yang utuh dan siap di publikasikan.

Historiografi memiliki beberapa macam diantaranya yaitu historiografi tradisional, historiografi kolonial, dan historiografi modern. Historiografi tradisional dapat kita jumpai pada kitab-kitab seperti Kitab Mahabarata, Kitab Ramayana, Kitab Pararaton, dan lain-lain. Historiografi kolonial adalah historiografi yang lebih berfokus pada sejarah kolonial dan di dominasi oleh peran orang-orang Eropa. Sedangkan historiografi modern adalah pemaparan sejarah berdasarkan metode penelitian sejarah, menggunakan ilmu bantu sejarah, dan rekonstruksi sejarah lisan.

Tulisan ini akan mengajak Anda untuk mengenal historiografi lebih jauh dengan metode perbandingan dua buku sejarah yang membahas tema sejenis. Dengan melakukan perbandingan dua buku sejarah yang membahas tema sejenis maka kita akan mengetahui bagaimana sejarah ditulis dan disajikan kepada pembaca. Dengan melakukan perbandingan ini kita juga akan memahami alasan mengapa penyajian tulisan sejarah yang membahas tema sejenis bisa berbeda antara satu buku dengan buku lainnya.

Dari sekian banyak tema sejarah yang dibahas saya memilih tema sejarah maritim nusantara. Saya memilih tema sejarah maritim nusantara karena kecintaan saya kepada Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah laut lebih luas daripada luas daratan. Tentu, sebagai warga negara Indonesia kita patut bangga memiliki wilayah laut yang begitu luas beserta potensi dan kekayaan di dalamnya. Oleh karena itu saya memilih tema sejarah maritim nusantara agar semakin memperkuat rasa cinta saya kepada Indonesia.

Perbandingan historiografi yang saya lakukan menggunakan dua buku bertemakan sejarah maritim. Buku pertama berjudul “Sejarah Maritim Indonesia : Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa Indonesia dalam Proses Integrasi Bangsa (Sejak Jaman Prasejarah hingga Abad XVII)”, buku tersebut diterbitkan oleh Pusat Kajian Sejarah dan Budaya Maritim Asia Tenggara Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro Semarang yang bekerjasama dengan Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati. Untuk pembandingnya saya menggunakan buku yang berjudul “Sejarah Maritim Indonesia” karya Hakim Bernadie SP yang diterbitkan oleh Dewan Maritim Indonesia.

Dokumentasi penerbit (Dewan Maritim Indonesia.)
Dokumentasi penerbit (Dewan Maritim Indonesia.)
Gambaran Isi Buku yang berjudul “Sejarah Maritim Indonesia : Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa Indonesia dalam Proses Integrasi Bangsa (Sejak Jaman Prasejarah hingga Abad XVII)”

Secara umum isi dari buku ini membahas tentang aktivitas pelayaran bangsa Indonesia pada masa kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia; masa awal abad ke-17 M; serta masa pasang surut kerajaan maritim di Indonesia seperti Sriwijaya, Singasari, Majapahit, Samudra Pasai, Demak, Banten, Cirebon, Aceh, Malaka, Makassar, Ternate, dan Banjarmasin. Selain itu, buku ini juga membahas mengenai kota-kota Pelabuhan dan kehidupan sosial ekonominya; pelayaran dan perkembangan teknologi navigasi; jaringan perdagangan dan investasi modal; kehidupan masyarakat maritim; foklor tentang laut; komunikasi antar budaya atau perjumpaan budaya lokal dengan budaya luar.

 Pembahasan di buku ini dibagi menjadi menjadi 6 bab yang terdiri dari Pendahuluan; Datangnya nenek moyang bangsa Indonesia; Kerajaan Maritim di Indonesia; Ekspansi Ekonomi Maritim dan Jaringan antar daerah; Komunikasi Lintas Budaya dan Perkembangan Budaya Maritim sebagai Fondasi Integrasi Bangsa; serta ditutup dengan Kesimpulan. Penulisan buku ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat langkah yaitu pengumpulan sumber sejarah (heuristik), kritik terhadap sumber sejarah, analisis dan interpretasi terhadap fakta-fakta sejarah, dan penulisan sejarah (historiografi). Sumber-sumber sejarah yang digunakan adalah laporan perjalanan, peta kuno, dan buku kuno yang sejaman.

Pada bagian awal di bab I dijabarkan mengenai konsep Indonesia sebagai negara kepulauan, dari penjelasan konsep dasar tersebut ditarik kepada penjelasan yang lebih dalam yakni pembagian wilayah laut Indonesia yang terdiri dari Laut Jawa, Laut Flores, dan Laut Banda. Kemudian membahas tentang perlunya penulisan kembali sejarah maritim Indonesia. Adapun fokus pembahasan pada subbab ini yakni mengenai bagaimana sejarah maritim dan komunikasi lintas budaya dapat menjadi dasar bagi proses integrasi masyarakat Indonesia.

Sejarah maritim dijadikan salah satu solusi untuk mewujudkan integrasi masyarakat Indonesia karena sejarah maritim memiliki bidang penelitian yang luas dan berkaitan dengan komunikasi lintas budaya. Komunikasi lintas budaya inilah yang menjadi dasar dari proses integrasi masyarakat Indonesia. Hal ini terjadi karena komunikasi lintas budaya melalui saluran transportasi laut dan perdagangan.

Pada bagian bab II dijelaskan tentang datangnya nenek moyang bangsa Indonesia yang dijabarkan lebih dalam mulai dari 1) Sejarah lingkungan alam Indonesia, dan 2) Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia (Zaman Purba, Zaman Modern). Penjelasan yang ada di bab II ini sangat mendetail mulai dari Zaman Paleolitikum hingga Zaman Modern lengkap dengan detail kebudayaannya. Fokus pembahasan pada bab II kemudian dilanjutkan pada poin perhubungan laut dan komunikasi antar kelompok sosial.

Pada poin perhubungan laut dan komunikasi antar kelompok sosial kembali ditekankan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah bangsa Austronesia yang kedatangannya di kepulauan Nusantara ini telah berlangsung sejak 2000 tahun sebelum masehi. Masa kedatangan mereka itu termasuk dalam jaman neolitikum yang memiliki dua sub kebudayaan dan 2 jalur penyebaran. Pertama, cabang kapak persegi yang penyebarannya berawal dari daratan Asia melalui jalur Barat, dengan kebudayaan bangsa Austronesia. Kedua, kebudayaan kapak lonjong yang penyebarannya melalui jalur Timur, dengan kebudayaan bangsa Papua-Melanesoide.

Isi pembahasan pada Bab III buku ini menjadi bagian yang memberikan penjelasan tentang kerajaan-kerajaan maritim di Indonesia. Adapun kerajaan-kerajaan maritim Indonesia yang dijelaskan dengan cukup detail pada bab ini adalah sebagai berikut,

a)         Kerajaan Sriwijaya

b)         Kerajaan Melayu di Sumatra

c)         Kerajaan Samudra

d)         Kerajaan Majapahit

e)         Kerajaan Malaka

f)         Kota-kota maritim di pantai utara Pulau Jawa (Tuban, Gresik)

g)         Kerajaan Demak

h)         Kerajaan Banten

i)          Kerajaan Cirebon

Pada bab IV dijelaskan tentang ekspansi ekonomi maritim dan jaringan antar daerah. Penjelasan diawali dengan identifikasi bangsa Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar rakyatnya bergantung dari bidang pertanian. Digambarkan pula masyarakat Indonesia sebagai masyarakat maritim dan bangsa pelaut tetapi tidak menjadi gambaran yang umum. Pandangan itu bertentangan dengan kondisi obyektif bangsa Indonesia baik yang menyangkut segi geografis maupun segi historis. Selanjutnya terdapat penjabaran 1) Sriwijaya dan perdagangan globalnya; 2) Perkembangan kerajaan di Jawa dan Perebutan Hegemoni Perdagangan di Selat Malaka; 3) Hubungan Ekonomi Antar Daerah dan Fondasi menuju Integrasi.

Pada Bab V di fokuskan pada penjabaran komunikasi lintas budaya dan perkembangan budaya maritim sebagai fondasi integrasi bangsa. Pembahasan kemudian dikerucutkan pada zaman Pra-sejarah dan Zaman Sejarah. Pada pembahasan perkembangan budaya maritim dibagi lagi menjadi.

1) Teknologi Perkapalan

2) Navigasi.

3) Angkutan Laut.

4) Tradisi Kemaritiman.

5) Seni Budaya Maritim.

6) Kota dan Masyarakat Pelabuhan.

          Pembahasan diakhiri kesimpulan pada bab VI yang menunjukkan pentingnya penelitian dan penulisan buku tersebut untuk mencari akar historis integrasi nasional selama periode pra-kolonial di bidang sejarah maritim. Penelitian sejarah yang demikian ini bisa membuka kemungkinan yang luas bagi penemuan model yang ideal bagi komunikasi lintas budaya yang merupakan unsur penting dalam mewujudkan integrasi bangsa.

Gambaran Isi Buku yang berjudul “Sejarah Maritim Indonesia”

Buku yang ditulis oleh Hakim Bernadie SP bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat juang bangsa untuk mewujudkan keutuhan wilayah kelautan dan maritim. Selain itu juga bertujuan mengungkapkan tempat dan nama negeri masa lampau yang saat ini telah banyak berganti nama. Namun sebagian masih tetap menggunakan nama aslinya, kendati nama itu sedikit berubah dengan aksen (tekanan suara) ucapan bahasa daerah yang berbeda. Penulisan buku ini menggunakan metode penelitian lapangan, heuristik, interpretasi, dan presentasi.

Pembahasan di buku ini menyajikan segala sumber dalam bahasa aslinya, lalu diterjemahkan supaya para pembaca menyelidiki dokumen asli maupun terjemahan-terjemahannya. Terjemahan ke dalam bahasa Inggris dan Belanda yang sudah lama beredar dan sering dipakai, dicantumkan pula untuk mempermudah cross references dengan buku-buku lama. Adapun pembahasan di buku ini terbagi dalam 9 bab yaitu,

1) Kedatangan Bangsa Asing

2) Kerajaan Tarumanegara Abad ke-3 hingga 690 M.

3) Kerajaan Melayu di Sumatera.

4) Kerajaan Mataram 618 – 906 M.

5) Pembangunan Maritim Abad 11.

6) Kerajaan Samudera Pasai 1225 – 1524 M.

7) Kerajaan Islam Banten 1481 – 1531 M.

8) Kerajaan Indonesia Timur.

9) Masa Kemerdekaan Tahun 1945 – 2003.

Buku yang terdiri dari 507 halaman ini memberikan penjabaran yang sangat lengkap terutama mulai dari kedatangan bangsa Asing hingga masa kemerdekaan tahun 1945 – 2003. Penjelasan menjadi semakin detail karena terdapat 2 – 21 subbab di setiap babnya. Buku ini juga memberikan penjabaran yang cukup detail pada kerajaan-kerajaan maritim.

Hasil Perbandingan

Buku pertama yang berjudul “Sejarah Maritim Indonesia : Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa Indonesia dalam Proses Integrasi Bangsa (Sejak Jaman Prasejarah hingga Abad XVII)” menyajikan historiografi mulai dari zaman pra-sejarah yakni mulai datangnya nenek moyang ke Nusantara hingga zaman kerajaan yang berperan besar terhadap maritim Nusantara. Dari pembahasan tersebut kemudian dihubungkan dengan perhubungan laut dan komunikasi antar kelompok sosial sehingga terjalin komunikasi lintas budaya dan perkembangan budaya maritim sebagai fondasi integrasi bangsa.

Buku kedua yang berjudul “Sejarah Maritim Indonesia” menyajikan historiografi yang lebih detail dari buku pertama. Pejelasan sejarah maritim Indonesia dimulai dari kedatangan bangsa asing, zaman kerajaan, hingga masa setelah kemerdekaan. Penulisan buku ini memiliki tujuan utama untuk membangkitkan kembali semangat juang bangsa Indonesia untuk mewujudkan keutuhan wilayah kelautan dan maritim.

Dari kedua buku yang saya pilih untuk dilakukan perbandingan diketahui menggunakan tipe historiografi Indonesia. Historiografi Indonesia adalah penulisan atau penyajian sejarah yang mengutamakan peran orang-orang bumi putera. Kedua buku yang saya gunakan memiliki tujuan besar yang sama yakni menjadikan sejarah maritim Indonesia sebagai fondasi integrasi bangsa untuk mewujudkan keutuhan wilayah kelautan dan maritim. Demikian hasil perbandingan dua buku dengan tema sejarah sejenis guna mengetahui persamaan maupun perbedaan antara satu buku dengan buku lainnya. Sehingga dapat disimpulkan historiografi dari tulisan-tulisan sejarah sangat beragam dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun