Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sajadah di Sudut Gang

23 Desember 2024   07:32 Diperbarui: 23 Desember 2024   07:32 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Masya Allah, anak Ustadz Mahmud? Yang benar saja!" Begitu bisik-bisik yang terdengar ketika berita penangkapannya tersebar. Ayahnya yang selama ini menjadi imam besar di masjid jami' kota itu sempat tak kuasa menahan malu. Tapi setiap malam, Hamid tahu, ayahnya tak pernah absen mendoakannya.

Lima tahun di penjara mengajarkan banyak hal. Di sanalah ia kembali menemukan Al-Quran, kembali mendengar ayat-ayat yang dulu dihafalnya mengalun dalam hati. Setiap malam ia bermunajat, memohon ampun dan petunjuk.

Kini, setelah bebas, Hamid memilih membuka usaha kecil-kecilan. Gerobak gorengan di sudut gang dekat masjid menjadi pilihan. Setidaknya ia masih bisa mendengar azan lima waktu, meski belum berani masuk ke dalam masjid. Tatapan sinis jamaah terlalu menusuk untuk dihadapi.

"Sudah tutup, Bang?" tanya Pak RT yang kebetulan lewat.

"Iya, Pak. Mau shalat ashar dulu," jawab Hamid sopan.

"Di mushola belakang saja ya, jangan di masjid. Nanti jamaah resah," ujar Pak RT dengan nada yang dibuat sehalus mungkin, tapi tetap saja menyayat hati.

Hamid mengangguk paham. Ia sudah terbiasa. Sajadah lusuh pemberian ibunya selalu ia bawa dalam tas, siap digelar di sudut gang atau mushola kecil yang sepi. Yang penting masih bisa sujud kepada Allah, pikirnya.

Ramadhan datang membawa sejuta kenangan. Hamid ingat bagaimana dulu ia mengajar anak-anak mengaji, bagaimana suaranya yang merdu melantunkan ayat-ayat suci membuat jamaah terpesona. Kini, ia hanya bisa mendengarkan samar-samar suara tadarus dari masjid tempatnya berjualan.

Malam itu, seperti biasa Hamid menggelar sajadah di sudut gang untuk shalat tarawih. Namun tiba-tiba terdengar keributan dari arah masjid.

"Imam kita mendadak sakit! Bagaimana ini?"

"Ustadz pengganti sedang ke luar kota!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun