Hal ini memicu kebutuhan mendesak bagi bisnis kecil dan menengah untuk menemukan cara baru dalam menjangkau audiens dan mempertahankan relevansi mereka dalam dunia digital yang terus berubah.
Pergeseran Perilaku Konsumen
Selain tantangan dalam algoritma dan kenaikan biaya iklan, perubahan signifikan dalam perilaku konsumen juga mendorong pergeseran lanskap pemasaran media sosial.
Generasi Z dan Milenial, yang menjadi kelompok demografis utama pengguna media sosial, semakin kritis terhadap merek dan lebih memilih konten yang autentik, jujur, dan relevan dibandingkan iklan tradisional yang bersifat promosi.
Menurut survei yang dilakukan oleh Sprout Social pada 2022, sebanyak 86% konsumen lebih tertarik pada merek yang menawarkan konten yang jujur dan transparan daripada sekadar menyajikan promosi produk (Sprout Social, 2022).
Data ini menunjukkan bahwa transparansi dan kejujuran menjadi prioritas baru dalam pemasaran, terutama di kalangan konsumen muda yang mendambakan interaksi yang lebih bermakna dengan merek.
Fenomena ini telah memaksa merek untuk mengalihkan fokus mereka dari pemasaran langsung yang agresif ke pendekatan yang lebih mendalam dan berbasis komunitas. Generasi Z, yang lahir dan tumbuh di era digital, menunjukkan preferensi yang lebih tinggi terhadap konten dari micro-influencer atau nano-influencer dibandingkan dengan selebritas besar.
Hal ini didukung oleh laporan dari Influencer Marketing Hub, yang menyatakan bahwa 82% konsumen cenderung mengikuti rekomendasi dari micro-influencer yang dianggap lebih autentik dan terhubung secara personal dengan pengikutnya (Influencer Marketing Hub, 2023).
Kolaborasi dengan influencer kecil yang memiliki basis pengikut yang lebih terfokus memungkinkan merek untuk membangun keterikatan emosional yang lebih kuat dengan konsumen, terutama di segmen muda yang lebih skeptis terhadap iklan berbayar.
Selain itu, platform seperti TikTok telah mengubah cara konsumen mengonsumsi konten, terutama di kalangan Generasi Z. TikTok dengan cepat menjadi platform yang digemari karena memungkinkan pengguna untuk menemukan konten yang bersifat “organik,” ringan, dan menghibur, daripada berfokus pada iklan yang secara eksplisit mempromosikan produk.
Sebuah studi dari GlobalWebIndex menunjukkan bahwa 68% pengguna TikTok lebih menyukai konten buatan pengguna (user-generated content) dibandingkan dengan iklan yang langsung memasarkan produk (GlobalWebIndex, 2022).