Â
- Eling dan kewaspadaan, yaitu. sikap moderat dan kritis terhadap fenomena yang sedang berlangsung, sehingga keadaan tidak begitu mudah mempengaruhi dirinya.
- Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, yaitu sikap penuh tanggung jawab, bertindak bukan karena keinginan tetapi karena kebaikan. -Andhap Asor (sikap rendah hati).
- Rila, yang merupakan sikap lurus Sang Pencipta.
- Nrima, yaitu cara hidup yang tidak memaksakan kehendak atau tidak ambisius.
- Sabar (tidak ada sikap tergesa-gesa, penuh perhitungan dalam bertindak agar tidak terjadi kecelakaan) Salah satu ciri orang yang sabar adalah orang yang mengambil jalan penuh pertimbangan saat mengambil keputusan.
- Ojo Dumeh. Gotong Royong, yaitu sikap memberi kesempatan kepada orang lain untuk membantu dan sikap sendiri senang membantu dan bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan.
Â
Etika Wayang
Â
Masyarakat Jawa adalah rumah bagi dua tradisi wayang mitologi penting, yaitu Mahabharata dan Ramayana. Gede Samba, penafsir cerita Mahabharata dan Ramayana, mengatakan bahwa kedua epos tersebut harus dilihat sebagai mitologi bukan sejarah. Kisah-kisah, karakter masing-masing tokoh dalam epos Mahabharata dan Ramayana, termasuk perang yang muncul di dalamnya, harus dilihat sebagai cerita yang ada pada setiap orang, pada orang, bukan sebagai cerita antar individu.
Setiap peristiwa, misalnya perang, adalah perang yang pertama kali terjadi pada manusia, bukan perang antar manusia. Misalnya perang antara Kurawa dan Pandawa adalah perang antara sifat buruk dan sifat baik seseorang, maka perang yang paling tepat adalah perang melawan sifat jahat seseorang, bukan melawan pihak (orang) lain) yang harus dimusnahkan. Etika Jawa menghindari perang antar individu dan kelompok karena masyarakat harus hidup rukun. Ketika keharmonisan mulai menurun dari suatu masyarakat, orang pertama-tama harus melihat diri mereka sendiri apa yang salah dengan mereka.