Ian tersenyum, tertawa mendengar anekdot teman-temannya. Tab sudah menganggur dimasukkan ke dalam tas. Namun tiba-tiba Ian menghentikan perbincangannya.Mengambil tabnya kembali.Mengetik huruf demi huruf dan menerbangkan kata kepada pemilik hati yang entahpagi hari ini berada di mana.
Sunyi menjemput rasa kecewa, tetapi tetap dengan harap yang tak sirna. Ian membuka tab melayangkan kembali kata indahnya untuk penguasa hati yang tak pernah hilang.
"Selamat Hari guru untuk bu guru Dian. Semoga di tahun ini kita diberi kesuksesan dan kebahagian sebagai abdi negara yang akan mencerdaskan anak bangsa. Amin"
Harapan-harapan itu bagai tiupan angin segaruntuk bidadari hati yang membawanya kembali ke alam mimpi yang indah.
Ian akhirnya masuk ke gedung melalui antrian pintu 3 Sentul Internasional Confension dengan sebuah tanya tak terjawab. Mata lelah mencari di mana gerangan Dian.Inbox Dianpun tak kunjung aktif.
"Akankah saya akan kembali bersamanya, berayun-ayun dalam lautan kebahagiaan?" bisik hati Ian sekali lagi.
Hingga Pak Muhajir selesai berpidato di depan guru Indonesia, Ian belum melihat posisi duduk Dian. 20 orang guru peraih juara nasional hadir sebagai tamu undangan dari Bapak Sekertaris Negara pada perayaan simposium Hari Guru Nasional ini.Dian adalah salah seorang dari guru Sulawesi Selatan yang pernah meraih Juara 3 Nasional pada lomba Karya Ilmiah Guru, Bidang Teknologi.Sedangkan Ian Maulana adalah peserta pada Jalur Karya sebab merupakan 10 guru terbaik yang telah lolos artikelnya pada tema 1.Penguatan Karakterpada Satuan Pendidikan.
Tengah malam datanglah postingan Dian terkhusus di Messenjer Ian Maulana:
"Takdir telah menggiring kita untuk bertemu kembali setelah 20 tahun lebih berpisah.Suatu pertemuan yang tanpa disadari telah menyatukan hati kita kembali.Betapa pun aku mencoba melupakanmu dan meletakkan kenangan itu di sebuah lemari terkunci hatiku. Lemari itu seperti terbuka kembali"