Mohon tunggu...
suciramadhani
suciramadhani Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demi Uang Panai Seorang Pria di Maros Mencuri Besi Senilai 200 juta

6 Januari 2025   21:11 Diperbarui: 6 Januari 2025   20:16 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tekanan ekonomi dan budaya yang menyelimuti tradisi uang panai mampu mendorong seseorang untuk

mengambil tindakan yang ekstrim, termasuk melakukan tindakan kejahatan. Kegagalan memenuhi jumlah uang

panai yang diharapkan tidak hanya membawa rasa malu, tetapi juga resiko dianggap tidak serius oleh keluarga

perempuan. Dalam situasi tersebut beberapa orang terpaksa mencari jalan pintas, termasuk melakukan tindakan

kriminal yang dilakukan oleh pria yang berusia 32 tahun itu.

Secara simbolis, uang panai mencerminkan penghormatan kepada keluarga perempuan dan kesiapan

calon mempelai laki-laki dalam berumah tangga. Besarnya uang panai sering kali disesuaikan dengan status sosial,

pendidikan, atau latar belakang dari keluarga mempelai perempuan. Dalam konteks ini, uang panai menjadi simbol

keseriusan yang memperkuat hubungan antar-keluarga.

Namun, di sisi lain, tingginya uang panai bisa menjadi beban ekonomi yang tidak wajar. Banyak keluarga

laki-laki harus berhutang atau bahkan menunda pernikahan karena tidak mampu memenuhi nominal yang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun