Gereja mendorong agar praktek politik dijalankan atas dasar cinta kasih. Yesus Kristus sekalipun bukan tokoh pilitik tetapi memberikan arti kepada pilitik.Â
Atas pengaruh publik-Nya, Yesus sama sekali tidak melihat itu sebagai kesempatan. Ia senantiasa berpihak pada yang lemah. Demikian Gereja terus mendorong agar kebijakan-kebijakan politik senantiasa dijiwai semangat cinta kasih.
2. Misi Ekonomi
Masalah Ekonomi turut serta dalam bingkai pandangan Konsili Vatikan II. Konstitusi Pastoral tentan Gereja dan dunia dewasa ini Gaudium et Spes (GS) dalam bagian kedua bab yang ketiga secara khsusus membicarakan kehidupan sosial ekonomi.Â
Gereja melihat situasi ekonomi sama seperti aspek kehidupan masyarakat lainnya turut berubah mengikuti perubahan zaman. Kemajuan ini serentak membawa dampak positif dan negatif.Â
Berbarengan dengan itu, gereja mengakui bahwa kesejahteraan hidup manusia di dunia ditentukan oleh taraf ekonominya.Â
Terhadap hal itu, fakta saat ini adalah telah terjadi sebuah usaha eksploitasi kemasyarakatan baik dalam aspek ketenagakerjaan maupun dan konteks alam untuk mencari keuntungan yang berkelimpahan.
Gereja pertama-tama hendak mengembalikan manusia sebagai subjek ekonomi (bdk.GS. 63). Argumen ini sebagai pembuka tinjauan gereja terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.Â
Manusia sekalipun sebagai pelaku Ekonomi tetap harus menempatkan diri sebagai subjeknya. Kenyataan kongkrit zaman ini seolah menempatkan laba, uang, money, sebagai subejeknya.Â
Sehingga segala sesuatu harus diperjuangkan untuk mencapainya. Ini kesesatan berpikir yang telah melatari eksploitasi besar-besarn yang telah kita saksikan sepanjang sejarah umat manusia.Â
Oleh karena itu dalam artikel ke-64 GS menegaskan bahwa esensi ekonomi adalah untuk melayani manusia. Dengan demikian gereja hendak mengajak segenap anggotanya untuk mengusahakan suatu iklim ekonomi yang humanis. Gereja mendorong kemajuan ekonomi yang berkemanusian.