Mohon tunggu...
Stephen Benedict Waluyantoro
Stephen Benedict Waluyantoro Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hampa

23 Maret 2024   09:32 Diperbarui: 23 Maret 2024   09:33 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Lah, kok kamu gitu Set, Bang Ahmad kan kakak mu, seharusnya kamu peduli dengan cara nyariin dong, apa kamu udah ga sayang sama kakak mu sendiri" tanya Emak dengan nada emosi

"Justru Abang Ahmad yang ga sayang dan ga peduli sama kita, Abang gak mau pulang dia udah ngelupain kita" Jawab Seto dengan emosi dan sambil membanting nasi bungkus milik nya.

Emak kaget akan perkataan Seto dan tindakan Seto. Emak tidak mengira bahwa Seto akan mengatakan dan bertindak seperti itu, sekarang Emak kehilangan salah satu anak nya yaitu Ahmad dan Emak menyesal karena bertanya seperti itu kepada Seto.

"Seharusnya aku tidak begitu penasaran pada anak ku dan tidak mendesak Seto untuk mencari Ahmad" ucap Emak dalam pikiran nya dengan menyesal. Akhirnya Seto menceritakan peristiwa yang sebenarnya kepada Emak mengenai pertemuannya dengan Bang Ahmad

"Sebenarnya Bang Ahmad sudah melupakan dan tidak peduli dengan keluarga kita sejak pertama Bang Ahmad meninggalkan rumah dan sejak Emak menyuruhku mencari Bang Ahmad, Bang Ahmad tidak mau pulang ke rumah dan mau kerja sendiri." 

"Bang Ahmad kerja dimana, Set?" Tanya Emak dengan nada sabar

"Kerja di toko grosiran punya Koh Aceng, Mak." 

Setelah melakukan pengakuan pada Emak, Seto merasa lega, namun berbalik dengan Emak, Emak merasa sedih karena mengetahui anak tersayang nya sudah melupakan keluarganya sendiri. Emak menangis semalaman di kamar tidurnya. Keesokan paginya Ahmad akan berangkat kerja dan sebelum Ahmad berangkat kerja Ahmad berpamitan kepada Emak untuk meminta kelancaran dan doa restu dari Emak. Saat berangkat kerja, Seto tidak sengaja melihat Bang Ahmad berjalan bergandengan dengan seorang wanita, terlihat di jari manis Bang Ahmad ada cincin emas yang berkilau. Seto kaget dan berpikir bahwa Bang Ahmad sudah menikah.

" e buset, abang gue dah berani nikahin anak orang, ibu sendiri dilupain malah nikahin anak orang." Ucap Ahmad dalam pikiran dengan bingung dan kasihan dengan Emak. Selama berjalan, Seto bergulat dengan pikiran nya

"Kalau aku cerita sama Emak nanti Emak malah kepikiran, tapi kalau aku ga cerita sama Emak nanti malah membebani diriku sendiri" setelah bergulat dengan dirinya sendiri, akhirnya Ahmad memutuskan akan menceritakan peristiwa ini kepada Emak. Seto melanjutkan perjalanan nya ke warung tegal milik Bu Siti dengan tenang karena sudah memutuskan. Emak dirumah hanya bisa berdoa untuk kelancaran dan keselamatan Seto saat bekerja, dan tidak lupa mendoakan Ahmad walaupun Ahmad tidak peduli pada keluarganya sendiri. Adik Seto yaitu Susan mulai stress karena saat bermain ia selalu terkena bullying dari teman-teman nya sendiri. Bullying yang dilontarkan teman teman susan sangat parah dan menyangkut keluarganya,saat pulang sekolah Susan selalu menangis.

"Kamu kenapa nangis, Susan?" Tanya Emak dengan penuh kasih sayang dan perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun